Kamis, 02 April 2015

KOMUNIKASI YANG ISLAMI

Penyaji : Drs. H. Nurcholis Huda, M.Si.
Ahad Ke-empat, 27 Mei 2012

        Pertama-tama marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rohmad, taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada kita sehingga kita bisa hadir dalam keadaan sehat wal’afiat. Biasanya setiap mengajak bersyukur, ada 3 kalimat yang saya sampaikan untuk mengingatkan betapa besar karya Allah sehingga kita patut bersyukur. Pertama, orang bisa membeli tempat tidur yang mahal, tapi tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Kedua,orang bisa membeli obat yang mahal, tapi tidak bisa membeli badan yang sehat. Ketiga, orang bisa membeli rumah yang megah, tapi tidak bisa membeli rumah tangga yang bahagia. Kesimpulannya adalah: Uang itu bukan segala-galanya, tetapi tanpa uang akan repot segala-galanya.

       Dalam Tafsir Al-Azhar karya Dr. Quraisy Shihab pembahasan Surat Luqman. Nama-nama orang yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah nama-nama yang sangat istimewa, baik karena kebaikannya atau karena kejelekannya. Contoh yang karena kejelekannya adalah Fir’aun, Hamman dan Qorun. Sedang bukan Nabi/rosul yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah Luqmanul Hakim. Suatu ketika Luqmanul Hakim menyembelih kambing. Saat itu ada yang minta diberikan 2 bagian yang paling baik dari kambing tersebut. Luqmanul Hakim memberikan hati dan lidahnya. Kemudian ada yang minta 2 bagian yang paling jelek. Yang diberikannya tetap 2 hal tadi: hati dan lidah. Dari 2 bagian tubuh yang terbaik sekaligus terjelek tersebut dalam kesempatan ini akan kita bahas tentang lidah, karena itu adalah hal utama dalam komunikasi.

Dalam Al-Qur’an ada 6 macan qoulan (ucapan/perkataan) sebagai cara utama komunikasi yang baik. 
1. Qoulan sadida (ucapan yang jujur/yang benar)  
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah/berkomunikasilah dengan ucapan yang jujur/benar” (QS Al-Ahzab : 70). Jadi, roh/jiwa dari komunikasi adalah berbicara jujur, tidak bohong. Semua orang tidak suka dibohongi, meskipun mereka suka sendiri berbohong, termasuk penjahat dan perampok. Baik ketika mereka menanyakan tempat kunci brankas atau ketika mereka membagi hasil rampokan. Apalagi dalam keluarga, dalam rumah tangga. Orang yang jujur akan dibimbing kelakuannya oleh Allah dan diampuni dosa-dosanya.

2. Qoulan makrufa (ucapan yang baik).  
“Dan katakanlah kepada mereka dengan ucapan yang baik” (QS An-Nisa : 8). Menggunakan pemilihan kata-kata/ucapan menurut standar umum, biasanya dimaknai baik. Jika contoh dalam bahasa Jawa adalah kata makan : dhahar, nedha, mangan, ngunthal, mbadhok, njeglak; yang dalam penggunaannya harus hati-hati. Termasuk dalam menasehati anak kita harus menggunakan ucapan yang baik dan tidak memakai kata yang kasar agar anak tahu beda kita sedang menasehati atau kita sedang marah.

3. Qoulan baligho (ucapan yang tepat sasaran dan menyentuh hati) 
“Berilah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka” (QS An-Nisa : 63).  Ada seorang ibu-ibu kawan saya yang meminta nasehat kepada saya agar diajarkan doa agar suaminya tidak kecanthol wanita lain. Sebabnya karena ibu itu merasa usianya yang lebih tua dari suaminya mulai tampak pengaruhnya. Tentu saja doa semacam itu saya tidak punya. Ketika saya tanyakan tentang sholat, ibu itu mengakui bahkan sholat wajib saja dia sering bolong. Kemudian dia bertekad akan memperbaiki sholatnya. Beberapa bulan kemudian ketika kami bertemu dan saya tanyakan perkembangannya. Ibu itu menyampaikan bahwa saat itu dia sudah rajin sholat tahajud. Awalnya dia sering memohon kepada Allah agar suaminya tidak terpikat oleh wanita lain. Untuk saat ini bahkan dia sudah tidak memikirkan hal itu. Ibu itu kini merasakan sholat tahajjud sudah menjadi bagian dari kebutuhannya.

4. Qoulan layyina (ucapan yang lembut, bahasa yang lunak, tidak kasar).
“Pergilah kamu berdua (Musa dan Harun) kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (QS Thaaha : 43-44). Sebagai ilustrasi, ketika Muktamar Muhammadiyah di Aceh Presiden Soeharto ketika itu beliau menyatakan, “Saya adalah bibit Muhammadiyah yang ditanam untuk nusa dan bangsa”. Kalimat itu memang pendek, tetapi pengaruhnya sangat besar. Hubungan pemerintah ketika itu dengan Persyarikatan Muhammadiyah sangat baik. Menjelang reformasi hubungan pemerintah dan Persyarikatan Muhammadiyah agak renggang. Hal itu disebabkan karena seringnya Dr. Amien Rais yang kala itu sebagai ketua Muhammadiyah memberikan kritik yang cukup pedas. Ketika ada pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur masalah itu disampaikan kepada Dr. Amien Rais. Ayat 43-44 Surat Thahaa tersebut dijadikan penguat. Jawab beliau, perintah untuk berkata yang lemah lembut adalah benar 1.000 %. Tetapi, ada tahapannya. Saat itu tahapannya sudah menuntut adanya sikap yang tegas. Tegas tetapi tidak kasar. Begitulah yang dicontohkan Rosulullah. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”.

5. Qoulan maisyuro (ucapan yang mengandung harapan) 
Bagaimana agar ucapan-ucapan kita bagi orang yang putus asa jadi tumbuh harapannya. Ketika kita membezuk orang yang sakit, bagaimana agar semangatnya bangkit kembali. Bagaimana agar ucapan kita dapat membangkitkan harapannya kembali. Harapan adalah milik manusia yang terakhir. Karena itu komunikasi yang Islami harus mampu menumbuhkan harapan.

6. Qoulan karima (ucapan yang mulia)
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua orang tuamu perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Al_Israa : 23). Dalam ayat ini terutama dihubungankan dengan orang tua kita. Mengapa? Karena hutang kita kepada orang tua, sampai kapan pun tidak akan terbayar. Karena itu kitaharus merawatnya dan kita harus loman kepada mereka.

Sebagai pengingat bagi kita ada 2 dosa yang balasannya akan disegerakan saat di dunia :

1.   Orang yang berbuat sewenang-wenang.  
Balasan bagi orang yang sewenang-wenang akan disegerakan. Karena itu jika kita memiliki wewenang, dalam bidang apapun, janganlah kita salah gunakan. Termasuk jika kita memiliki pembantu di rumah, jagalah diri kita agar terhindar dari perilaku sewenang-wenang itu.

2.   Durhaka kepada kedua orang tua. 
Jika kita ingat pesan orang-orang tua dahulu ada 2 hal penting yang harus kitalakukan agar hidup kita bahagia. Pertama, elingo lombok : loman karo embok, yaitu agar kita ringan tangan untuk membantu orang tua kita. Jangan sampai kita kikir untuk membelikan sesuatu bagi mereka atau berbuat baik kepada mereka. Kedua, mrico : ojo meri karo konco, yaitu janganlah kita ada rasa iri hati terhadap teman dan orang lain.

 
K e s i m p u l a n
        Dalam surat Ali Imron ayat 59 telah ditegaskan bahwa penyebab kokohnya umat Islam dalam masa-masa awal adalah karena sikap Rosulullah Muhammad SAW yang lemah lembut terhadap siapa saja. Rosulullah tidak pernah bersikap keras ataupun kasar. Bahkan Allah menekankan agar rosulullah memaafkan mereka dan memohonkan ampun bagi mereka. Sebuah contoh komunikasi dari seorang rosul/pimpinan kepada umatnya yang sangat indah. Bahkan dalam urusan dunia rosulullah bermusyawarah dengan mereka dan mendengarkan pendapat-pendapat mereka.

Kata-kata/ucapan seperti apakah yang sudah dicontohkan rosululah kepada kita?
1. Qoulan sadida (ucapan yang jujur/yang benar).
Ucapan yang jujur/benar memang harus benar-benar dijaga karena ini memang merupakan roh/jiwa dari komunikasi. Jika ada kebohongan, maka akan rusaklah jalinan komunikasi yang dibangun. Seperti itu pula yang tercermin dalam peribahasa kita : sekali lancung keujian, seumur hidup tak dipercaya.
2. Qoulan makrufa (ucapan yang baik).  
Di sini terkait dengan pemilihan kata yang tepat. Menyatakan sesuatu yang sama, tetapi pemilihan kata yang dipilih tidak tepat, maka akan berpengaruh negative terhadap komunikasi yang dibangun.
3. Qoulan baligho (ucapan yang tepat sasaran dan menyentuh hati) 
Jika memberi nasehat kepada orang lain, sangat perlu kita tahu kondisi mereka dengan baik.  Dengan pemahaman yang baik akan berpengaruh positif terhadap saran/nasehat yang diberikan. Tujuan komunikasi adalah jalinan dari hati ke hati, bukan sekedar berbicara.
4. Qoulan layyina (ucapan yang lembut, bahasa yang lunak, tidak kasar).
Hal yang baik, harus disampaikan dengan cara yang baik, dengan bahasa yang lunak/lembut.  Jika cara mengungkapkannya kasar, sering kali akan menimbulkan penafsiran yang salah. 
5. Qoulan maisyuro (ucapan yg mengandung harapan) 
Ucapan memang memiliki banyak fungsi. Dengan kata-kata yang tepat, intonasi yang tepat akan mampu membangkitkan semangat yang sedang turun dan bahkan membangun harapan yang pupus. Jika ucapan yang disampaikan kasar, keras dengan nada yang tidak simpatik, maka bias jadi akan dapat menghancurkan semangat dan harapan. Jadi, komunikasi yang Islami menuntut adanya sikap positif dan optimis.
6. Qoulan karima (ucapan yang mulia).
Dalam surat Al-Israa ayat 23 ini ucapan yang mulia dikaitkan dengan ucapan/kata-kata yang kita sampaikan kepada kedua orang tua kita. Jadi, komunikasi yang Islami memang menuntut adanya sikap berbakti kepada orang tua, baik melalui pikiran (doa), perkataan dan perbuatan yang langsung saat kita berinteraksi.  Terlebih adanya penegasan dari Allah bahwa balasan terhadap durhaka kepada orang tua akan langsung diberikan di dunia ini, tanpa menunggu ketika kematian dating.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar