Kamis, 02 April 2015

APAKAH ISLAM SAYA SUDAH MENUJU KAFFAH?

Penyaji : Ustadz Julaibib
Ahad Ke-empat, 22Juli 2012

       Pertama kali saya mohon maaf karena lidah saya yang masih kaku dalam mengucapkan salam. Memang saya sudah kelihatan tua, tetapi umur saya dalam memeluk Agama Islam masih sangat balita. Saya mendapat hidayah untuk memeluk Agama Islam baru mulai 28 Agustus 2010. Julaibib adalah nama muslim saya, yang saya ketemukan 2 minggu dari Islam saya dari buku yang saya baca La Tahzan, Jangan bersedih hati. Nama seorang sahabat rosulullah yang sempat ikut perang bersama rosulullah dan meninggal. Rosulullah turut mengkafani dan mensholatkannya.

       Saat tour ke Bali pasti ada waktu luang. Biasanya pergi ke Kuta banyak tempat maksiaat dan pergi ke pura. Saat masuk ke pura harus memakai selendang dan menyelipkan bunga jepun atau yang disini disebut bunga kamboja. Bunga itu diselipkan di atas telinga. Penyelipan bunga ini ada maknanya. Jika di atas telinga kanan berarti sudah nikah dan jika di sebelah kiri berarti belum nikah. Banyak anak-anak perempuan kita yang ke sana ikut menyelipkan di telinga kanan dan bahkan ada nenek-nenek yang sudah bercucu menyelipkan di telinga kiri. Oleh karena itu cari tahu dulu, baru kita lakukan. Jangan asal-asalan, karena kelihatan bagus. Biasanya bunga-bunga itu adalah bekas untuk sesaji. Tidak heran jika sepulang dari Bali banyak anak-anak kita kerasukan. Beberapa waktu yang lalu saya diminta solusi sebuah sekolah di Pasuruan karena 6 anak didiknya kerasukan sepulang tour ke Bali. Ketika saya tanya, mereka memang masih membawa bunga dari pura.

       Kita di dalam Islam banyak sekali kemudahan, untuk itu sekali lagi saya mengingatkan marilah kita bersama-sama instropeksi diri. Sejauh mana kita beragama Islam ini? Sudah kaffah-kah kita dalam beragama Islam ini? Karena dalam surat Al-Baqoroh ayat 208 Allah menegaskan agar kita beragama Islam secara kaffah, secara keseluruhan. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. Saya yakin bapak ibu lebih banyak hafal Al-Qur’an dibanding saya, namun di sini saya berusaha mengingatkan.

       Kaffah yang dimaksukan di situ bukan hanya dalam ibadah saja, tetapi juga pola pikirnya, tingkah laku dan lisannya juga. Jika sudah keseluruhan, itu baru kaffah. Mentang-mentang dalam Agama Islam banyak kemudahan, terus nggampangke. Sekarang Romadlon baru hari ketiga. Kemarin saya lihat ada yang siang-siang clingak-clinguk masuk warung. Puasa kita ada buka ada sahur, kemudahan. Kalau kita lihat orang Hindu, mereka puasa 3 hari terus menerus 3x24 jam, 7x24 jam atau 40x24 jam. Kok yang clingak-clinguk itu, seperti takut bertemu keluarga atau kenalan. Sepertinya dia tidak ingat, bahwa Allah jelas Maha Tahu. Itu kan seperti membuat Islam sulit. Itulah salah satu kealpaan kita sebagai orang Islam.

       Mungkin sebagian jamaah sudah tahu riwayat dan proses saya masuk Islam. Sebelum masuk Islam, saya adalah umat agama Hindu. Bahkan, dalam umat agama Hindu Dharma Bali saya dianggap orang suci yang disebut bedanda. Salah satu tugas bedanda adalah memimpin upacara Ngaben --upacara kematian-- biayanya sangat luar biasa, bisa mencapai 8 milyar. Alokasi terbesar untuk upatarung, yaitu sesaji. Biaya kedua terbesar untuk para bedanda yang minimal per orang 4 juta rupiah. Bagi keluarga yang tidak mampu, diperbolehkan mayat dikubur dahulu. Upacara Ngaben massal akan diadakan oleh pemerintah propinsi setiap 10 tahun sekali. Begitulah upacara kematian yang dimulai 3 hari, 7 , 40, 100, 1.000, 2.000, 3.000 hari yang kesemuanya ada tuntunannya dalam kitab Weda, kitab suci Agama Hindu. Ternyata, orang Jawa yang beragama Islam banyak yang melakukan selamatan sesuai tanggal itu. Padahal kalau saya cari-cari di kitab Bukhori Muslim, sama sekali tidak saya temukan …

       Dalam kesempatan ini saya akan sampaikan tentang upacara-upacara dalam Agama Hindu sebagai informasi dan perbandingan. Sekaligus sebagai koreksi diri apakah Islam kita sudah menuju kaffah.
Upacara didalam agama Hindu disebut Yajna. Yajna adalah upacara, bukan selamatan: beda. Maksud dan tujuan diadakannya Yajna adalah untuk menghaturkan bhakti suci dengan perwujudan yang disebut dengan Panca Yajna, yaitu 5 Upacara.


1. Dewa Yajna.
Upacara suci yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasiNya. Manifestasinya bisa berwujud binatang atau barang, bisnis juga mungkin. Dalam foto yang saya bawa, manifestasinya adalah kerbau yang dibawa ke puracakti. Ternyata menjelang 1 Suro hal itu dilakukan juga di Solo yaitu dengan memandikan Kyai Slamet, seekor kerbau yang di keramatkan disana. Kyai yang tidak pernah Sholat dan Shodaqah, tapi mempunyai Sejuta Umat. Air bekas mandi Kyai Slamet banyak diminati oleh sebagian masyarakat, yang dipercaya membawa berkah untuk pengobatan dll. Untuk setiap 1 botol aqua harganya 5ribu rupiah. Setelah dihanduki, kerbau itu akan diarak keliling Benteng Kraton Solo. Ketika kerbau itu membuang kotoran, banyak masyarakat yang memunguti “kotoran” Kyai Slamet, karena dianggap membawa berkah. Tampak dalam foto ini, bahkan ibu-ibu yang berjilbab turut memunguti kotoran itu. Katanya bisa untuk obat awet muda.

2. Pitra Yajna.
Upacara suci dengan tulus ikhlas yg ditujukan kepada Roh Leluhur. Bentuk utamanya adalah upacara Ngaben seperti yang tadi sudah saya singgung.

3. Rsi Yajna
Upacara suci yang ditujukan untuk orang-orang suci umat Hindu. Biasanya dilaksanakan pada hari kematian atau kelahirannya. Dalam kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti, Cetakan I dan II th 1983 berbunyi :
“ Termashurlah upacara untuk orang mati yang dinamai upacara suci kepada leluhur dan dilakukan pada bulan penanggal pertama ( hari ke 3, 7, 40, 100 dan 1000). Jika seseorang rajin melakukan upacara tersebut, pahala dari upacara untuk orang mati itu yang dilakukan sesuai dengan hukum Smarta akan mencapai dirinya selalu”.

4. Bhuta Yajna
Upacara suci yang ditujukan kepada para bhuta dan segala makhluk yang lebih rendah derajatnya dari manusia. Bentuknya upacara Ogog-Ogoh. Biasanya dilakukan sebelum hari Nyepi.

5. Manusia Yajna
Upacara suci yang ditujukan untuk pemeliharaan umat manusia. Banyak upacara untuk manusia dengan urutan sebagai berikut :
a. Magedong-gedongan, di Jawa istilahnya Tingkepan. Upacara ini dilakukan saat usia kandungan 7 bulan ( kalender Bali 1 bln = 35 hari ). Tujuan upacara ini adalah : Memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widi agar bayi yang ada dalam kandungan itu diberkahi kebersihannya, baik secara lahir maupun bathin. Demikian pula si Ibu beserta bayinya ada dalam keadaan selamat, kemudian setelah lahir dan dewasa dapat berguna dimasyarakat serta dapat memenuhi harapan orang tuanya 
b. Jatasamskara, upacara kelahiran.
c. Menanam ari-ari.
d. Kepus pungsed, putusnya tali pusar si bayi.
e. Ngerorasin, pada saat usia bayi 12 hari.
f. Tutug Kambuhan / A Bulan pitung Dina (macolongan), pada saat usia si bayi 42 hari.
g. Tutug sambutan / Nelu Bulanin dan Mapetik, saat si bayi berumur 105 hari (3 bulan).h. Satu Oton/Otonan, saat bayi berusia 210 hari.
i. Menek Bajang, saat si anak mulai menginjak remaja yang ditandai menstruasi pertamabagi perempuan.
j. Metatah/Mesangi, upacara potong gigi.
k. Pawiwahan, upacara perkawinan dengan segala urutan upacaranya persis seperti yang dilaksanakan di Yogyakarta saat pernikahan putri Sultan Hamengkubuwono IX.

       Hal yang sangat penting untuk diingat adalah pemakaian istilah sembahyang. Sembahyang terdiri atas dua kata, yaitu; Sembah yang berarti menakupkan kedua belah telapak tangan , yang dilakukan dengan cara-cara tertentu (sungkem) dengan tujuan untuk menyampaikan penghormatan, perasaan hati atau pikiran, baik dengan ucapan kata-kata maupun tanpa ucapan, misalnya hanya sikap pikiran. Hyang yaitu yang dihormati atau dimuliakan sebagai obyek dalam pemujaan, yaitu Ida Sang Hyang Widhi, yang berhak menerima penghormatan.
Masih relefan-kah istilah Sembahyang kita maksud-kan dengan SHOLAT ???

Sebagai orang yang baru masuk Islam, ada 3 hal yang harus saya lakukan :
1. Melafalkan dua kalimat syahadat,
2. Berlepas diri dari semua agama selain Islam,
3. Mengikatkan hatinya semata kepada ALLAH SWT. 

       Pertanyaannya : bagaimana dengan orang yang sudah lama memeluk Agama Islam? Dari yang saya lihat selama ini, sudah saatnya kita melakukan koreksi kembali : apa sajakah hal yang tidak sesuai dengan Islam yang harus saya tinggalkan? Bagaimanakah caranya agar Islam saya benar-benar kaffah?


K e s i m p u l a n
       Allah menegaskan bahwa kita harus memeluk Agama Islam secara keseluruhan, secara kaffah. Kaffah bukan hanya dalam ibadah mahdhoh saja, tetapi juga dalam tingkah laku dan lisannya. Dalam perbuatan kita sehari-hari kita tidak boleh meniru saja, karena melihat sesuatu tampak baik dan menyenangkan. Banyak perbuatan kita yang meniru leluhur kita ternyata merupakan tuntutan dari agama lain yaitu Agama Hindu. Banyak simbol-simbol dalam agama Hindu yang memiliki makna dan mencerminkan pengakuan akan adanya dewa-dewa.

       Marilah kita evaluasi lagi setiap perilaku kita, kebiasaan dalam keluarga kita yang mungkin harus segera kita tinggalkan. Islam menuntut kita bersih, bersih ibadah, tingkah laku dan lisan kita dari hal-hal yang mengandung kemusyrikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar