Kamis, 02 April 2015

BAGAIMANA MENCIPTAKAN DUNIA MENJADI TAMAN YANG INDAH?

Oleh : Ustadz Qowaid
Ahad Ke-dua, 9 September 2012

Alhamdulillah mudah-mudahan kita mendapat kita manfaat dari pengajian yang kita laksanakan pagi ini. Alhamdulillah pula kita sekalian baru lepas dari pelatihan bulan romadlon yang berupa ibadah mahdoh puasa romadlon dan ibadah sunnah mahdoh qiyamullail. Termasuk ibadah sosial dengan memberikan buka puasa, berinfak dan ibadah wajib membayar zakat. Rosulullah Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Barang siapa yang berpuasa Romadlon karena iman dan mengharap pahala Allah SWT, maka akan diampunkan semua dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari – Muslim). Dalam hadits yang lain disebutkan, “Barang siapa yang bangun sholat malam pada bulan Romadlon karena iman dan mengharap pahala Allah SWT, maka akan diampunkan semua dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari – Muslim).

Landasan karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT disebutkan dengan jelas, karena ada sebagian orang yang berpuasa bukan karena Allah. Mereka berpuasa karena “sungkan” kepada manusia. Mereka berpuasa karena punya tujuan jangka pendek yang lain. Padahal tujuan utama puasa adalah untuk meningkatkan kualitas diri manusia dalam hubungan kepada Allah dan dalam hubungan sesama manusia. Dengan demikian manusia akan kembali kepada ekstensinya sebagai hamba Allah dengan tugas pentingnya untuk membudayakan bumi ini. Modal utamanya adalah iptek dan imtaq. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan menjamin dunia selamat jika tanpa syariat yaitu iman dan taqwa. Jadi bumi akan maju dengan ilmu pengetahuan dan selamat dengan syariat.

Bumi ini diciptakan Allah cukup untuk menghidupi semua makhluk hidup yang ada di atasnya. Dr. Imam Abu Hanifah dalam disertasinya menyatakan bahwa bumi mencukupi meski dihuni lipat dua dari manusia yang ada sekarang ini. Namun tidak mencukup untuk menjawab kebutuhan manusia yang rakus, meski hanya beberapa manusia saja. Mengapa demikian? Karena nafsu yang dimiliki manusia. Ada 3 tingkatan nafsu :
1. Nafsu Bahimiyah (Nafsu binatang ternak)
Kebutuhannya sangat sederhana yaitu hanya makan, minum, kawin saja. Dengan nafsu seperti itu memang tidak akan menimbulkan kemajuan, kerusakan yang ditimbulkannya pun relatif kecil. Jika persaingannya sangat ketat maka akan muncul jenis nafsu yang kedua.
2. Nafsu Sabuiyah (Nafsu binatang buas)
Nafsu binatang buas mencakup makan, minum, kawin dan ditambah hasrat untuk menghancurkan lawannya. Menghancurkan lawan membutuhkan tenaga yang keras dan konflik yang akan tampak nyata. Dengan nafsu semacam ini kemajuan akan semakin terhambat sedang kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Oleh karena itu maka muncullah nafsu tingkat ke-tiga.
3. Nafsu Syaitoniyah
Nafsu syaitoniyah adalah nafsu yang untuk memenuhi kebutuhannya bukan hanya diselesaikan secara fisik, tetapi dengan membuat aturan-aturan yang menguntungkan diri dan kelompoknya. Pemenuhan nafsu dengan mengatur dan mengalahkan lawan-lawannya dari belakang meja saja, bukan melalui benturan secara fisik. Dengan dominannya nafsu syaithoniyah akan berdampak kemajuan sulit dicapai, kehancuran pasti akan didapatkan. Dengan hanya menekan sebuah tombol, maka peluru kendali akan menghancurkan banyak wilayah sekaligus. Jika hal itu terjadi, maka kebingungan akan melanda umat manusia. Hal itu terjadi karena orang-orang yang menguasai bumi tidak memiliki bimbingan dari syariat.

Rosulullah Muhammad SAW bersabda, “Dunia akan menjadi taman yang indah yang dihiasi dengan 5 perkara: ilmunya ulama, keadilan umara/pemimpin, pengusaha yang jujur, orang-orang yang tekun beribadah dan pegawai/karyawan yang ikhlas. Maka datanglah iblis dengan 5 bendera/penyakit yaitu para ulama digelitik dengan rasa hasud, umara akan diracuni dengan sifat dholim, pengusaha dengan khianat, para ahli ibadah dengan riya’ dan karyawan dengan rasa tidak ikhlas”.
1. Ilmunya Para Ulama.
Yang dimaksud ulama adalah para cerdik pandai, dan orang yang mengerti ilmu pengetahuan dan ilmu syariat. Jangan ulama diartikan sebagai figur/kyai. Karena orang yang mengerti ilmu pengetahuan dan ilmu syariat inilah yang memiliki peluang sangat besar untuk selalu tunduk kepada Allah.
2. Para Pemimpin/Pejabat yang Adil.
Ada sebuah ungkapan yang menyatakan, ada 2 lembaga yang jika kedua lembaga itu baik, maka baiklah masyarakat itu. Jika kedua lembaga itu jelek, maka jeleklah masyarakat itu. Dalam istilah dakwah yang harus dibenahi adalah dakwah hakim: dakwah kepada pemimpin dan kepada umat. Keduanya harus seimbang, tidak bisa tidak. Ulama dan umara harus seimbang terbimbing. Tanpa keseimbangan itu sangat sulit tercipta masyarakat yang baik. Jika keserasian ulama dan umara sudah tercipta, maka ketiga hal berikut akan mudah terbentuk.
3. Para Pengusaha yang jujur.
Dengan adanya keserasian, contoh dan bimbingan ulama umara maka akan mampu menumbuhkan adanya pengusaha yang jujur. Dengan demikian pengusaha akan tunduk dan jujur dalam pengelolaanekonomi, sehingga perekonomianmenjadi kuat. Seperti pada masa kholifah Umar Bin Abdul Aziz dimana kondisi itu pernah terwujud.
4. Orang-orang yang Ibadahnya Tekun.
Dengan keserasian ulama umara maka akan mampu menciptakan anggota masyarakat yang tekun dalam beribadah. Dengan banyaknya orang-orang yang tekun beribadah, maka suasana damai dannyaman mudah tercipta.
5. Keikhlasan para pegawai/karyawan
Keserasian ulama, umara dan pengusaha yang jujur memberi dampak positif bagi keikhlasan pegawai dan karyawan. Karyawan dan pegawai ikhlas, karena penguasaha memberikan gaji sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Kondisi ideal semacam itu tentu sangat tidak diinginkan oleh iblis. Oleh karena itu iblis akan datang dengan 5 bendera/penyakit yang akan disebarluaskan yaitu :
            a. Penyakit Hasud ulama.
Iblis menghembuskan rasa hasud/dengki di dalam hati ulama, sehingga yang semula ilmunya digunakan untuk mendidik umat, sekarang digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Umat akan terpecah, karena ulama hanyaberpikir untuk kepentingan pribadi.

b. Penyakit Dholim umara.
Iblis menanamkan rasa dholim di hati para pejabat/pemimpin, sehingga mulai berani menyalahgunakan kekuasaannya. Sikap dholim mulai menyebar, karena hasrat untuk mengeruk keuntungan bagi diri pribadi mulai tumbuh.

c. Penyakit Khianat Pengusaha.
Iblis membawa penyakit khianat kepada pengusaha, sehingga mereka mencari legitimasi kekuasaan kepada penguasa/pemimpin dan bersifat memeras kepada buruh.  Akibatnya suasana memupuk kepentingan pribadi semakin terasa.  
d. Penyakit Riya’ Ahli Ibadah.
Iblis menghembuskan penyakit riya’, sehingga sifat riya’ mulai tumbuh dan tersebar luas di hati ahli ibadah.

e. Penyakit tidak Ikhlas Para Karyawan
Iblis menghembuskan penyakit tidak ikhlas kepada pegawai dan karyawan, sehingga suasana ketidakpuasan mudah menyebar. Akibatnya, mereka mulai berpikir hanya untuk kepentingan pribadi saja dan apa yang menguntungkan diri sendiri.


K e s i m p u l a n
             Bulan Romadlon baru beberapa waktu berlalu. Dalam bulan Romadlon, kita semua mendapat pelatihan agar menjadi manusia yang bertaqwa: menjadi manusia yang kualitas taqwanya meningkat sehingga kualitas hubungan kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia juga menjadi lebih baik. Tantangan utama manusia adalah dirinya sendiri, hawa nafsu yang dimilikinya sendiri. Rosulullah Muhammad SAW menyatakan bahwa Dunia dapat menjadi taman yang indah jika tersedia : 
1. Ilmunya Para Ulama.
Ulama adalah para cerdik pandai: orang yang mengerti ilmu pengetahuan dan ilmu syariat. Karena orang yang mengerti ilmu pengetahuan dan ilmu syariat inilah yang memiliki peluang sangat besar untuk selalu tunduk kepada Allah.
2. Para Pemimpin/Pejabat yang Adil.
Sikap adil dari pemimpin/pejabat mutlak diperlukan. Ulama dan umara harus seimbang terbimbing. Tanpa keseimbangan itu sangat sulit tercipta masyarakat yang baik. Jika keserasian ulama dan umara sudah tercipta, maka ketiga hal berikut akan mudah terbentuk.
3. Para Pengusaha yang jujur.
Dengan adanya keserasian, contoh dan bimbingan ulama umara maka akan mampu menumbuhkan adanya pengusaha yang jujur. Dengan demikian pengusaha akan tunduk dan jujur dalam pengelolaan ekonomi, sehingga perekonomian menjadi kuat. .
4. Orang-orang yang Ibadahnya Tekun.
Dengan keserasian ulama umara maka akan mampu menciptakan anggota masyarakat yang tekun dalam beribadah. Dengan banyaknya orang-orang yang tekun beribadah, maka suasana damai dan nyaman mudah tercipta.
5. Keikhlasan Para Pegawai/Karyawan
Keserasian ulama, umara dan pengusaha yang jujur memberi dampak positif bagi keikhlasan pegawai dan karyawan. Karyawan dan pegawai ikhlas, karena penguasaha memberikan gaji sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Memperhatikan ke-5 hal tersebut tentu iblis dengan bala tentaranya tidak akan tinggal diam. Iblis akan terus menggelitik hati kita dengan hembusan indahnya melakukan hal yang sebaliknya. Iblis memang tidak akan tiggal diam, namun kita bisa berhati-hati dengan benar-benar menyimak sifat-sifat jelek yang menjadi kesenangan Ibils dan balatentaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar