Kamis, 02 April 2015

DINAMIKA KEIMANAN KITA dan RIZKI ALLAH

Penyaji : Ustadz Dawwul Qomar S.
Ahad Ke-dua, 8 Juli 2012


         Syukur Alhamdulillah ke hadirat pada Allah SWT yang telah menciptakan mati dan hidup semata sebagai ujian bagi kita di muka bumi ini. Sebentar lagi kita memasuki bulan Romadlon. Dalam sebuah riwayat Usamah bin Zaid berujar kepada Rosulullah, “Ya Rosulullah, saya lihat Anda berpuasa jauh lebih banyak dalam bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan yang lain”. Jawab rosulullah SAW, “Bulan itu adalah bulan yang sering dilupakan manusia, karena letaknya di antara Rajab dan Romadlon. Pada bulan itu semua amal manusia diangkat ke hadirat Tuhan seluruh alam. Ketika amal perbuatan saya diangkat ke hadirat Allah, saya sedang dalam keadaan sedang berpuasa” (HR Abu Dawud).

         Hikmah yang bisa kita angkat, alangkah indahnya ketika amal ibadah kita diangkat kepada Allah, dosa-dosa kita sudah terhapus bersih. Oleh karena itu banyak-banyaklah istighfar kepada Allah, banyak-banyaklah memohon maaf kepada manusia, sehingga ketika amal kita diangkat kepada Allah, dosa-dosa kita terhapus bersih.

       Dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas tentang kaifiyah puasa romadlon, karena sudah banyak yang membahas hal itu. Sebagai pembuka saya ingatkan, berhati-hatilah dengan banyaknya hadits palsu dan salah satunya terkait nisfu sya’ban yang maudhu’. Mengapa? Karena dalam sanadnya ada nama Muhammad bin Muhyi. Salah satu nama yang tidak dikenal dalam rijalul hadits, dan itu artinya hadits tersebut adalah palsu. Salah satunya adalah hadits berikut ini: “Wahai Ali, barang siapa sholat 100 rokaat pada malam nisfu sya’ban dan tiap-tiap rokaat membaca surat Al-Fatihah 10 kali dan surat Al-Ikhlas 10 kali, maka Allah pasti akan memenuhi semua hajat hidup orang tersebut”. Sayang, hadits ini adalah hadits palsu. Jadi, tidak perlu kita lakukan. Sedang hadits tentang puasa sya’ban adalah shohih dan sebaiknya kita lakukan.
    
     Dalam bulan romadlon peredaran uang sangat besar. Karena itu saya memilih untuk mengkaji surat Al-Baqoroh ayat 254 yang saya bacakan tadi. Yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi pertolongan. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Baqoroh : 254). Ayat ini diawali dengan nidaur-rohman, “Yaa ayyuhalladziina ‘aamanu”, panggilan yang penuh dengan kasih sayang. Begitu pula panggilan Allah ketika mengingatkan agar jangan sholat jika masih dalam keadaan mabuk.

Berbicara tentang iman ada 4 kategori iman :  
1. Iman Para Malaikat (Iman yang tidak bertambah dan tidak berkurang)
Sayangnya banyak manusia yang imannya menyerupai malaikat, tidak sama tetapi mirip, seperti terjebak pada rutinitas. Mulai kenal sholat sampai tua sholatnya tetap 17 rokaat. Tidak berusaha menambah dengan sholat sunnah yang lain. Sepanjang hidup sholatnya terlambat terus. Sejak awal mengikuti Pengajian Ahad Pagi infaknya tetap receh terkecil dari dalam dompetnya. Sejak muda sampai tua hafalan al-Qur’annya tetap surat itu-itu saja.. Mudah-mudahan iman kita tidak seperti itu.
2. Iman Orang Munafik (Iman yang tidak bertambah, tetapi berkurang terus)
Kategori iman ini peningkatannya selalu di bawah penurunannya, naik 10 turunnya 20. Jumlah akhirnya selalu menunjukkan penurunan.
3.   Iman Manusia pada Umumnya (Iman yang kadang naik kadang turun)
Ini adalah iman manusia yang benar-benar naik turun, keimanan manusia pada umumnya. Kadang naik kadang turun. Masih baik jika naiknya lebih banyak dari turunnya, --naik 50 turun 10--, sehingga frekuensi keseluruhan masih tetap naik.   
4.   Iman yang Ideal (Iman yang selalu bertambah dan tidak pernah turun)
Keimanan seperti ini yang disebut rosulullah sebagai hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Tingkat keimanan yang senantiasa bertambah.



       Keimanan model ke-empat ini yang mendapat panggilan Allah untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah. Ini yang mirip-mirip Utsman bin Affan, Umar bin Khottob, Abu Bakar dan Abdurrahman bin Auf. Ada warisan rosulullah yang jarang-jarang diambil oleh umat Islam, yaitu penguasaan finansial, penguasaan harta. Sebagai contoh apa mas kawin rosulullah? 100 ekor unta. Jika 1 ekor unta 20 juta, maka berarti 2 milyar. Mahar fungsinya adalah penggembira istri. Sedang wanita Indonesia sepertinya menyukai rukuh, sehingga sebagian besar maharnya adalah seperangkat alat sholat. Mengapaseperti itu?

       Contoh lain penguasaan finansial adalah Utsman bin affan saat perang Tabuk. Perang Tabuk adalah perang terakir yangdilakukan rosulullah. Jarak Madinah ke Tabuk adalah 1.000 km dan rosulullah membawa 30.000 pasukan, sedang pasukan Romawi sekitar 40.000. Kendaraan yang dimiliki pasukan rosulullah hanya sekitar 900 unta dan 100 kuda dan semua itu sebagian besar sumbangan dari Utsman bin Affan.

        Kembali ke ayat 254 Surat Al-Baqoroh. “Infakkan sebagian harta yang diberikan Allah”, berarti harta kita adalah hakekatnya adalah pemberian Allah dan milik Allah. Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun, sesungguhnya semuanya dari Allah dan kepada Allah semua akan kembali. Banyak di antara kita yang memahami bacaan tersebut hanya terkait dengan kematian. Padahal sesungguhnya tidak. Sesungguhnya bacaan itu terkait dengan semua yang kita terima dari Allah, termasuk harta kita. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk menginfakkan sebagian rizki kita. Infak adalah untuk kepentingan kita sendiri, bukan untuk Allah. Kita semua tidak ada yang berinfak, Allah tidak menjadi miskin. Kita semua berinfak, Allah tidak menjadi lebih kaya, karena Allah sudah Maha Kaya. Segerakanlah dalam berinfak, sebelum waktu kita habis. Sebelum kita tidak punya lagi kesempatan karena sudah terlanjur mati.

Berbicara tentang rizki yang diberikan Allah kepada kita ada 4 kategori rizki yaitu :
1. Rizqun Mathmuunun (Rizki yang dijamin Allah)
Ini adalah jenis rizki yang diberikan Allah kepada kita secara otomatis, gratis, setiap hari dan setiap saat. Apa itu? Sinar matahari dan oksigen. Apakah kita pernah menghitungnya? Sekali bernafas kita menghirup 0,5 liter. Rata-rata tiap menit manusia menghirup 19 kali, berarti tiap menit butuh 9,5 liter. Artinya dalam 1 hari 13.680 liter. Jika dirupiahkan 1 liter 250ribu, maka 1 menit 2 juta lebih, dan dalam sehari bisa mencapai 3 milyar lebih. Itu baru satu hari. Ketika kita sakit, baru kita menyadarinya.

2. Rizqun Maqluuqun (Rizki yang mutlak milik Allah)
Jika sudah diberi, tidak ada yang bisa menolak. Kalau sudah diambil Allah, tidak ada yang bisa menahannya. Contohnya kasus seorang miskin yang rumah reyotnya di daerah Sedayu Lamongan. Ketika Malaysia membangun pengalengan ikan terbesar di Indonesia di daerah yang gersang itu, mereka butuh air yang banyak untuk keperluan produksi. Setelah dicari-cari sumber air yang bisa ditemukan berada di tanah orang miskin itu. Akhirnya, ½ juta sehari bisa diterima petani miskin itu.
Bagaimana hilangnya? Bisa karena berjudi, kalah dan hartanya hilang; atau terkena bencana dan musnah. Atau kita yang masih hidup sudah meninggalkan harta. Bagaimana bisa? Karena kita sakit sehingga makan saja sangat dibatasi, padahal kita mampu untuk membeli apa saja diinginkan. Dan terutama ketika kita menerima panggilan Allah, mati.

3.   Rizqun Maksyuumun (Rizki yang diberikan Allah sesuai porsi)
Porsi rizki kita seberapa jumlahnya hanya Allah yang tahu. Kewajiban kita adalah bekerja sungguh-sungguh dalam mencari rizki serta ikhlas dalam bekerja dan ketika menerima hasilnya.

4.   Rizqun Maw’uudhun (Rizki yang dijanjikan oleh Allah)
Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki atau perempuan dan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An-Nahl : 97).

K e s i m p u l a n
         Dalam bulan Romadlon ini marilah kita awali untuk lebih banyak membelanjakan rizki kita di jalan Allah, sebelum waktu yang kita miliki habis. Harta kita tidak bisa kita bawa mati, karena harta itu akan menjadi hak ahli waris. Harta kita yangsesungguhnya adalah harta yang kita infakkan di jalan Allah. Dengan landasan iman kepada Allah, kita akan dapat berinfak dan beramal tanpa ragu. Ada 4 kategori iman yaitu :
1. Iman Para Malaikat (Iman yang tidak bertambah dan tidak berkurang)
2. Iman Orang Munafik (Iman yang tidak bertambah, tetapi berkurang terus)
3.  Iman Manusia pada Umumnya (Iman yang kadang naik kadang turun)
4.  Iman yang Ideal (Iman yang selalu bertambah dan tidak pernah turun)
       Dengan kitaselalu berusaha meningkatkan infak dan amal ibadah kita yang lain, insya Allah keimanan kita termasuk pada kategori ke-empat. Kategori yang menjadi harapan rosulullah: hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini.

Jika dipilah ada 4 kategori rizki yaitu :
1. Rizqun Mathmuunun (Rizki yang dijamin Allah)
2. Rizqun Maqluuqun (Rizki yang mutlak milik Allah)
3.   Rizqun Maksyuumun (Rizki yang diberikan Allah sesuai porsi)
4.   Rizqun Maw’uudhun (Rizki yang dijanjikan oleh Allah) 

         Adanya pengkategorian itu semakin menegaskan bahwa memang ada banyak jenis rizki dan semuanya berasal dari Allah, milik Allah. Kita wajib bersyukur. Kita berhak dan berkewajiban semaksimal mungkin agar bisa menjadi kaya secara finansial agar kita dapat berinfak dan beramal dengan lebih banyak dan lebih baik lagi. Lebih dari itu, marilah selalu kita tingkatkan infak kita, sholat kita, bacaan dan hafalan Al-Qur’an kita, silaturahim kita dan semua amal ibadah kita serta keikhlasan kita. Karena, hanya balasan pahala Allah saja yang bisa kita harapkan ketika sudah tidak ada lagi penolong ketika hari pembalasan tiba. Yaa Allah, berilah kami petunjuk, bimbingan dan kekuatan untuk melaksanakan semua itu, amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar