Senin, 16 Maret 2015

LANGKAH-LANGKAH SYAITAN dalam MEMPERDAYAI MANUSIA

LANGKAH-LANGKAH SYAITAN dalam
MEMPERDAYAI MANUSIA 
Ahad Ke-dua, 13 Mei 2012
Oleh : Ustadz Syahmin Hidayat


     Sudah sepantasnya bila kita bersyukur kepada Allah karena sampai pagi hari ini kita masih diberi kepercayaan oleh Allah, masih diberi amanah berupa kehidupan dimuka bumi ini. Jadi jika berbicara masalah kehidupan sebetulnyahidupkitasetiap hari adalah amanahyang diberikan oleh Allah SWT. Pada saatnya amanah itu akan dicabut dan nanti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Jadi kalau saya mengajak bersyukur yang kita syukuri bukan nikmat yang berupa materi tapi nikmat hidup ini juga kitasyukuri Karena kalau kita masih hidup kita masihdapat menambah kebaikan mengevaluasi kekurangan-kekurangan di masa lalu untuk selanjutnya kita perbaiki guna bekal kita nanti ketika menghadap Allah SWT. 

     Kapan kita akan menghadap Allah? Kapan saja. Seorang menteri Kesehatan pun masih sakit dan dapat mati, berarti seorang menteri kesehatan tidak kebal penyakit. Termasuk kasus Sukhoi, padahal para penumpangnya dalam kondisi yang sehat dan tidak kurang suatu apa pun. Sungguh suatu merupakan kematian berjamaah dan tidak terduga. Kuatire mari niki awake dewe yang dicabut. Firman Allah dalam Surat Luqman ayat 34 yang artinya: “Tidak satu diri pun yang tahu apa yang akan dilakukan besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. 

     Pada kesempatan pagi ini saya akan membahas Firman Allah dalamSurat Al-Baqoroh ayat 208 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam agama Islam secara kaffah (keseluruhannya). Dan janganlah kamu mengikuti jalannya syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. Yang perlu menjadi bahasan, mengapa Allah memperingatkan kita agar tidak mengikuti bujukan setan. 

     Ada sebuah hadits yang meriwayatkan tentang dialog Nabi Muhammad SAW dengan iblis. Suatu ketika Nabi Muhammad SAW sedang berkumpul dengan para sahabat. Tiba-tiba terdengar salam dari arah luar, Nabi tidak menjawab, tetapi bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian, siapakah yang mengucapkan salam itu?” Jawab sahabat, “Allah dan rosul-Nya yang lebih tahu”. Rosul melanjutkan, “Ketahuilah yang datang itu adalah iblis yang mendapat laknat Allah”. Mendengar hal itu Umar bin Khottob langsung berdiri dan menghunus pedang. Rosul bertanya kepada Umar, “Mau kemana Umar?” Jawab Umar, “Saya akan penggal leher iblis” Rosulullah menjelaskan, “Umar, iblis datang ke sini bukan atas kemauannya sendiri tetapi atas perintah Allah, guna menjelaskan kiat-kiatnya dalam rangka memperdayai umat manusia. Lebih baik sarungkan pedangmu dan bukakanlah pintunya”. 

     Ketika Rosulullah bertanya kepada iblis bagaimana cara menyesatkan manusia, iblis menjawab bahwa dia tidak bisa menyesatkan manusia. Samaseperti rosulullah yang tidak bias membuat semua orang beriman. Yang dilakukan iblis hanyalah membuat langkah-langkah agar manusia tergelincir sehingga dapat tersesat. Dalam usaha menyesatkan manusia Allah dibantu oleh syaitan, baik yang berwujud jin ataupun manusia. 

Bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan syaitan?

1. Mengajak manusia untuk menyekutukan Allah
Sesungguhnya syirik (menyekutukan Allah) adalah dosa yang paling besar. Oleh karena itu manusia digiring untuk melakukan dosa ini. Dan yang paling gampang adalah melalui syirik kecil. 

a. Syirik kecil
Rosululllah pernah bersabda, “Sesungguhnya yang paling kutakutkan dari umatku adalah syirik kecil”. Apakah yang dimaksud dengan syirik kecil? Syirik kecil adalah riya’, melakukan sesuatu tidak karena Allah. Bisa jadi kita menjadi imam sholat, tetapi itu adalah syirik kecil. Mengapa? Karena ingin dipuji orang lain, karena bacaannya dipuji bagus atau dipuji karena kerajinannya dalam sholat berjamaah. Dan dia merasa bangga atas bacaan atau kerajinannya tersebut.

b. Berdoa/memohon sesuatu ke makam/kuburan
Kita bisa melihat adanya orang tua yang anaknya akan mengikuti ujian akhir kemudian datang ke makam dan minta restu agar anaknya lulus. Begitu pula adanya calon kades, walikota, bupati dst yang minta doa ke makam seperti itu. 

c. Meminta sesuatu dengan perantaraan makhluk
Salah satunya adanya ritual (nyadran) untuk minta berkah pada pepunden : dewi laut, Dewi Sekardadu, Nyai Roro Kidul dsb. Termasuk jika kita minta petunjuk dukun atau yang lebih berbahaya kepada ulama/kyai namun saran-sarannya jauh dari contoh rosulullah.

2. Melakukan dosa-dosa besar (berdusta, membunuh, berzina, minum khomer) 
Jika ajakan/bujukan berbuat syirik tidak terlaksana, maka yang dilakukan adalah mengajak manusia untuk melakukan dosa-dosa besar. Yang lebih berat dosa-dosa besar ini pada masa sekarang ini dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. 

a. Berdusta/berbohong.
Berdusta adalah dosa yang tampak ringan/remeh. Namun dusta adalah awal kerusakan. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan, “Pimpinan/kepala dosa adalah dusta”. Jika dusta sudah marak dalam masyrakat, maka tunggulah kehancuran masyarakat tersebut. Suap menyuap dan korupsi termasuk pula di sini.

b. Membunuh
Sekarang membunuh seperti hal yang ringan. Dalam surat Al-Maidah disebutkan, bahwa barang siapa membunuh satu orang, maka dia seperti membunuh seisi bumi. Barang siapa yang menghidupkan satu orang, sepeti menghidupkan manusia seisi bumi. 

c. Berzina
Perzinahan pada masa sekarang seperti bukan suatu dosa besar. Salah satunya karena banyaknya penghalusan istilah yang digunakan. Pelacur disebut sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial). Purel yang artinya sesungguhnya public relation, (humas) sekarang sering yang dimaksud sebagai wanita yang memakai rok mini, baju seksi dan mengundang syahwat.

d. Minum Khomer/narkoba

Minum minuman keras. Orang yang tidak minum minuman keras, tetapi dia menjual atau bekerja dalam usaha yang berkaitan dengan minuman keras, maka dia terhitung sama saja.

3. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat bid’ah.
Syaitan menggiring manusia mengerjakan bid’ah dalam hal ibadah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya setiap yang bid’ah adalah menyesatkan”. Bukankah ada bid’ah yang khasanah? Tidak ada nash/dasar yang menyebutkan hal itu. Tidak perlu kita menambah-nambahi. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 disebutkan : Sesungguhnya telah ada pada (diri) rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Terkait ibadah sudah sangat tegas, “Semua peribadatan haram kecuali yang ada syariatnya”. Tentang puasa, sholat dan semua ibadah yang lain yang kita lakukan harus ada contoh dari rosulullah. Jika tidak ada contoh dari rosulullah, maka tidak usah kita lakukan. Tidak perlu kita berusaha menafsir-nafsirkan, sehingga kita mengada-ada. Misalkan puasa karena anak kita ujian, ulang tahun kematian, sholat sakarotul maut. Koruptor atau rentenir melakukan ibadah haji, sah atau tidak? Sah, jika sudah memenuhi syarat dan rukun. Tentang pahala tergantung Allah. “Tidak ada takbir, bagi orang yang masih membalut tubuhnya dengan rizki yang haram”. 

4. Mengerjakan hal yang sia-sia
Jika melalui langkah-langkah di atas gagal, maka iblis dan syaitan mengajak manusia untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna, hanya membuang-buang waktu. Di antaranya kebiasaan cangkrukan. Termasuk kebiasaan setelah sholat jum’at duduk ngobrol ngalur ngidul, tidak sesuai dengan anjuran surat Al-Jumu’ah ayat 10 : “Apabila telah ditunaikan sholat (jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. 
Sebagai penutup mari kita simak firman Allah dalam surat Al-A’raaf ayat 17 yang artinya : “Kemudian saya (iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan merekabersyukur (taat)”. Itu adalah janji iblis kepada Allah untuk menyesatkan manusia dan akan terbukti bahwa iblis tidak akan menyerah dalam usahanya itu. 

K e s i m p u l a n

Iblis dengan bala tentaranya tidak pernah diam dalam usaha menyesatkan umat manusia. Langkah utama yang ditawarkan adalah bagaimana agar manusia mau menyekutukan Allah. Dalam langkah menyekutukan Allah yang termasuk sangat mudah membuat tergelincir adalah, bagaimana agar manusia yang rajin ibadah dalam hatinya muncul rasa riya’ . Secara lengkap langkah-langkah untuk memperdayai manusia adalah sebagai berikut : 

1. Menyekutukan Allah
a. Syirik yang nyata 
Menyembah selain Allah, memohon sesuatu (kekayaan, perlindungan, kekuatan)kepada selain Allah. Termasuk di sini perilaku nyadran, ruwatan, ngalap berkah dan yang sejenisnya. 

b. Syirik kecil (syirik tersembunyi)
Munculnya perasaan riya’ (takabur) karena merasa amal ibadahnya sudah bagus terbukti dipuji oleh orang lain. Termasuk juga melakukan perbuatan karenamengharapkan pujian.

2. Melakukan dosa-dosa besar
a. Berdusta/berbohong.
Dosa dari berdusta tampak ringan/remeh. Kolusi, korupsi dan nepotisme adalah kebohongan yang sudah banyak berkembang. Sekarang tinggal bagaimana sikapdantindakan kita. 

b. Membunuh
Sekarang membunuh seperti menjadi hal yang biasa. Ini berarti syaitan berhasil dengan gemilang dalam melaksanakan misinya : misi untuk menjerumuskan manusia. 

c. Berzina
Perzinahan/perselingkuhan sekarang bahkan seperti menjadi sesuatu yang membanggakan apalagi jika terjadi di lingkaran artis. Naudzubillah.

d. Minum Khomer/narkoba
Jika manusia sudah minum minuman keras/ memakai narkoba, maka dia akan dapat melakukan hal-hal yang tercela dengan tanpa rasa malu lagi, karena akalnya sudah hilang. 

3. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat bid’ah.
Syaitan menggiring manusia mengerjakan bid’ah dalam hal ibadah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya setiap yang bid’ah adalah menyesatkan”. Tidak ada bid’ah dalam ibadah yang khasanah. Karena itu tidak perlu kita menambah-nambahi. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 disebutkan : Sesungguhnya telah ada pada (diri) rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. Terkait ibadah aturannya sudah sangat tegas, “Semua peribadatan haram kecuali yang ada syariatnya”. 

4. Mengerjakan hal yang sia-sia
Kita harus menjauhkan diri dari semua terbuatan yang sia-sia, cangkrukan dan ngobrol yang tidak ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar