Senin, 16 Maret 2015

10 KUNCI IBADAH PENUH CINTA


10 KUNCI IBADAH PENUH CINTA
Oleh : Ustadz Faiz Naji Al Bin Said


       Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman, islam, sehat dan kesempatan yang merupakan sesuatu yang sangat istimewa yang harus kita rawat dan kita jaga. Semua nikmat yang kita terima ini semua nanti akan ditanyakan oleh Allah. Dalam kesempatan ini kita akan mengkaji bahasan Ibnul Qoyyum Al Jauziyah dalam kitabnya “Majaizush Sholihien” tentang 10 Kunci Ibadah Penuh Cinta. Bagaimana cara menghasilkannya? Jika seorang hamba melakukan 10 hal itu, maka seorang hamba akan memperoleh cinta dari Robbnya. Dalam kesempatan ini akan kita bahas 5 hal terlebih dahulu.

1. Membaca Al-Qur’an dengan Tadabbur dan Memahami Kandungan Isinya.
       Al-Quran adalah kitab suci yang istimewa jika dijadikan pedoman hidup sehari-hari. Problem utama kaum muslimin saat ini adalah mereka belum menjadikan Al-Qur’an benar-benar sebagai kitab sucinya. Sabda rosulullah Muhammad SAW, “Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”. “Bacalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat di hari kiamat bagi yang membacanya”. “Terangilah rumahmu dengan membaca Al-Qur’an surat Al-Baqoroh. Barang siapa yang rumahnya dibacakan Al-Quran, maka rumahnya terhindar dari syaiton, dari jin dari iblis dan rumah tangganya akan baik”. 
      Bagaimana mungkin kehidupan akan baik sementara kitab sucinya tidak didekati, dipahami, dimengerti dengan baik? Bagaimana mungkin? Nonsen! Tidak akan pernah terjadi kebaikan, jika tidak menjadikan Al-Qur’an seperti contoh rosulullah Muhammad SAW. Di antara kita saat ini siapa yang anaknya hafal Al-Qur’an? Kita bisa bayangkan jika dalam setiap rumah tangga muslim salah satu anaknya hafal Al-Qur’an, paham Al-Qur’an, maka barakah Allah akan turun setiap hari. Ketika salah satu anak kita ada yang tidak sekolah, kita bingung. Mengapa ketika anak kita tidak hafal Al-Qur’an kita tidak bingung? Ketika anak kita tidak tahu Bahasa Arab kita tidak bingung? Mengapa kita tidak hidup dengan Al-Qur’an? Padahal sumber barakah, keuntungan, kejayaan adalah Al-Qur’anulkarim. 
     Muhammad Abdussafa dalam kitabnya membahas tentang serangan pemikiran dari musuh-musuh Islam. Ada 2 hal yang menjadi agenda utama mereka yaitu : 
Bagaimana menjauhkan kaum muslimin dari Al-Qur’an dan menjauhkan mereka dari kakeknya, yaitu Muhammad SAW. Kita katakan kita mengikuti Al-Qur’an dan as-sunnah, tapi ketika diajak untuk memeliharanya; kita menolak. Kita menginginkan Al-Qur’an dan sunnah hidup, tapi ketika diajak beragama dengan cara yang benar, kita tolak. Alasannya karena tidak sesuai dengan kondisi.
Bagaimana mungkin kebaikan akan muncul? Jadi, jika kita ingin kembali ke Al-Qur’an dan As-Sunnah, konsekuenlah!
      Siti Aisyah ketika ditanya tentang akhlaq rosulullah jawabnya, “Akhlaq rosulullah adalah Al-Qur’an”. Al-Qur’an yang berjalan. Di rumah kita masing-masing ada Al-Qur’an. Persoalannya apakah Al-Qur’an itu dibaca, dimengerti, dipahami, diamalkan ataukah tidak? Anda takut mengamalkan Al-Qur’an? Seharusnya tidak. Kita harus berani mengamalkan isinya. Konsekuensi paling akhir paling kita akan dikubur. Selesai. Seharusnya kita jadikan rumah kita rumah A-Qur’an. Kita tidurkan anak kita dengan Al-Qur’an, bukan dengan lagu. Kita jadikan kebiasaan membaca Al-Qur’an setiap hari 1 juz dan insya Allah dalam setiap bulan akan khatam sekali.
      Hal itu benar-benar dipahami oleh musuh-musuh Islam. Mereka mengatakan, “Jika umat Islam benar-benar menerapkan Al-Qur’an, mengamalkan Al-Qur’an, kita tidak memiliki tempat lagi”. Mereka benar-benar memahami hal itu. Mengapa kita sebagai pemilik Al-Qur’an justru kita tidak paham?! Anda tahu sebab kekalahan zionis oleh Ikhwanul Muslimin di Mesir? Karena seluruh umat islam di Mesir saat itu memahami Al-Qur’an, hafal Al-Qur’an, mengamalkan Al-Qur’an . 

2. Mendekatkan Diri Kepada Allah dengan Ibadah-Ibadah Sunnah.
      Sholat 5 waktu adalah wajib dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Seperti sholat subuh tadi pagi, bagaimana jika kita sholat berjamaah subuh seperti yang hadir pengajian saat ini? Anda ingin masuk surga, tetapi datang ke masjid saja tidak bisa. Surganya siapa? Siapa pemilik surga? Allah Ta’ala. Sementara hak Allah tidak kita penuhi, apakah mungkin? Laki-laki ke masjid untuk sholat wajib, perempuan afdholnya sholat di rumah. Ulama membolehkan wanita ke masjid, tetapi tidak boleh berhias dan memakai harum-haruman.
      “Barang siapa yang mengerjakan sholat sunnah 10 dan 12 rokaat, maka akan dibangunkan rumah di surga”. Sholat sunnah rowatib 2 sebelum subuh, 2 atau 4 sebelum dhuhur, 2 sesudah dhuhur, 2 sesudah maghrib, 2 sesudah isya. Belum termasuk sholat Dhuha dan sholat Lail. Ada rahasia untuk sehat : mandi pagi jam 3, qiyamul lail dan tilawat Al-Qur’an. Hadits tentang qiyamul lail menyebutkan manfaat sholat Lail adalah menyehatkan badan dan menyembuhkan penyakit, sakit apapun, Menurut Abdullah bin Mas’ud semua penyakit dapat disembuhkan dengan madu dan dengan Al-Qur’anulkarim. 

Di Masjid Baitul Makmur di Bali Sholat Subuh berjamaah diikuti oleh 1.500 jamaah pada hari Ahad dan 600an orang pada hari-hari biasa. Sedang tadi pagi di Masjid PAY yang hadir 2 shof kurang. Jika dalam setiap masjid dipenuhi jamaah seperti yang hadir saat ini, pastilah hidup kita akan dipenuhi dengan barakah iman dari Allah. 

“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak bermanfaat” (QS Al-Mu’minun 1 -3). Tidak akan mungkin orang akan khusyu’ sholatnya, jika lisannya buruk, suka ghibah, hasad, namimah, dengki, membicarakan aib orang, membicarakan hak orang, seenaknya sendiri. Bagaimana mungkin sholatnya bisa khusyu’? Tidak bisa, tidak bisa! Khusyu’ sangat erat kaitannya dengan lisan dan hati.   
Suatu ketika Umar bin Khottob menjumpai Abu Bakar Ash-Shiddiq sedang menarik lidahnya. “Wahai Abu Bakar, apa yang sedang kau lakukan?” Jawab Abu Bakar, “Mudah-mudahan Allah memberi rohmat kepadaku. Sesungguhnya yang menyebabkan manusia tergelincir bukankah karena lisannya?” Jika manusia ingin sholatnya khusyu’, maka dia sungguh-sunguh harus menjaga hati dan lisannya. Jika ketika takbirotul ikhrom pikiran kita langsung melayang-layang, ingat ini, ingat itu; bisa jadi hal itu disebabkan lisan dan hati kita masih kurang terjaga.

Abu Bakar biasa membaca Al-Qur’an dalam qiyamul lail dengan suara lembut dan Umar bin Khottob dengan suara keras. Ketika mereka berdua ditanya rosulullah Muhammad SAW, jawab Abu Bakar, “Sesungguhnya saya berhadapan dengan Yang Maha Lembut, jadi saya harus bersuara sangat lembut”. Sedang jawaban Umar, “Ya rosulullah, sesungguhnya saya sedang mengusir syetan”. Sungguh bertolak belakang. Kemudian rosulullah Muhammad SAW menganjurkan agar suara Abu bakar dinaikkan, sedang suara Umar direndahkan. 

3. Senantiasa Berdzikir Kepada Allah.
Semakin besar cintanya, semakin banyak dzikirnya. Sungguh, banyak berdzikir adalah menentramkan hati. Beberapa bacaan dzikir rosulullah adalah “Laa ilaaha illallaah, wahdahuu laa syarii kalah. Lahul mulku walahul hamdu wa huwa’alaa kulli syaiin qodiir”, 100x. “Astaghfirullaah wa atuubu ilaiih Astaghfirullaah wa atuubu ilaiih Astaghfirullaah wa atuubu ilaiih”, 100x. “Subhanallah wabihamdih Subhanallah wabihamdih Subhanallah wabihamdih”, 100x. “ Hasbiyallaahu laa ilaaha illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa robbul arsyil adhiem, Hasbiyallaahu laa ilaaha illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa robbul arsyil adhiem” 7x. Indah sekali. Benar-benar menentramkan hati dan lebih nikmat dari makan dan minum! Kalau dzikir itu dimasukkan ke dalam hati! 

Mari kita memperbanyak dzikir. Satu hari tanpa dzikir kepada Allah, rusak hati ini. Satu hari tanpa dzikir kepada Allah, hancur hati ini. Ibnu Taimiyah pernah di masjid dilihat muridnya dari subuh sampai menjelang dhuhur tampak duduk berdzikir. Murid itu kemudian bertanya mengapa seperti itu? Jawabnya, “Jika tanpa dzikir seperti itu, maka runtuh saya”. Imam Syafii pernah ketika berjalan melihat betis yang tersingkap dan dia merasa hilang hafalan haditsnya sampai 70 hadits. Bagaimana dengan kita?!

4. Menjadikan Kecintaan Kepada Allah Melebihi yang Lain.
Cinta kepada Allah harus melebihi cinta kepada anak, istri, harta, jabatan dan semua harta yang dimiliki. Rosulullah bersabda yang artinya, “Tiga hal yang apabila seseorang memilikinya akan merasakan manisnya cinta kepada Allah. Salah satunya yaitu mencintai Allah dan rosul-Nya melebihi semua yang ada di muka bumi ini”.

Seperti ketika Abu Bakar ditanya rosulullah SAW, “Apakah yang kamu infakkan kepada Allah?” Jawab Abu Bakar, “Seluruh harta saya”. Lanjut rosulullah SAW, “Apa yang kamu tinggalkan untuk anak istrimu?” Jawab Abu Bakar, “Allah dan rosul-Nya”. Sebuah jawaban yang menunjukkan kadar dan tingkat keimanan Abu Bakar. Infak dan shodaqoh yang kita berikan adalah bagian dari kepedulian kita kepada sesama.

5. Mengkaji dan Merenungi Sifat dan Asma Allah.
Ada 99 nama Allah dalam Al-Qur’an. Di antaranya terkumpul dalam Surat Al-Hasyr ayat 22 – 24. Sekarang mari kita perhatikan salah satu Asma Allah, Ar-Rozak (pemberi rizki). Siapakah yang menjamin rizki semua makhluq? Allah! Mengapa kita takut mempunyai anak? Allah yang menjamin rizki semua makhluq. Allah yang memberi kita kesehatan. Jadi, yakinkan dan tanamkan dalam hati, bahwa hanya Allah pemberi rizki yang sesungguhnya! 

K e s i m p u l a n

Ada sepuluh Kunci Ibadah Penuh Cinta dan inilah 5 kunci yang pertama : 
1. Membaca Al-Qur’an dengan Tadabbur dan Memahami Kandungan Isinya.
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan untuk menjadi pedoman hidup sehari-hari. Al-Qur’an adalah kekuatan umat Islam. Jika umat Islam jauh dari Al-Qur’an, maka lemahlah umat ini. Jika umat Islam membiasakan membacanya setiap hari, menghafalnya, memahami dan mengamalkannya, maka kekuatan umat Islam yang sesungguhnya akan muncul.
2. Mendekatkan Diri Kepada Allah Dengan Ibadah-Ibadah Sunnah.
Biasakanlah sholat sunnah 10 – 12 rokaat setiap hari. Sholat sunnah rowatib, sholat Dhuha dan qiyamul lail, yaitu sholat tahajjud.
3. Senantiasa Berdzikir Kepada Allah. 
Rosulullah membiasakan berdzikir minimal 70 – 100 kali dalam sehari semalam. Banyak contoh dzikir yang biasa dibaca rosulullah Muhammad SAW. Untuk itu marilah kita biasakan membasahi bibir kita dengan dzikir, selalu ingat kepada Allah.
4. Menjadikan Kecintaan Kepada Allah Melebihi yang Lain 
Cinta kepada Allah harus melebihi cinta kita kepada makhluk dan dunia seisinya. Itu adalah satu-satunya pilihan agar kecintaan Allah dilimpahkankepada kita.
5. Mengkaji dan Merenungi Sifat dan Asma Allah 
Asmaul Husna bukansekedar untuk dihafalkan, tetapi harus kita pahami dan resapkan maknanya dalam hati. Dengan pemahaman yang kuat insya Allah keyakinan kita kepada Allah akan menjadi semakin kokoh dan kuat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar