Senin, 16 Maret 2015

PENDIDIKAN ANAK dan KELUARGA

PENDIDIKAN ANAK dan KELUARGA

Ahad Ke-dua, 11 Maret 2012
Oleh : Ustadz Arif Syaifudin

Sungguh sebuah nikmat yang besar, kita semua masih diberi nikmat sehat. Karena detik ini ada orang yang berbaring di rumahnya karena sakit, tidak bisa banyak beraktivitas, sholat mungkin dengan berbaring dan makan tidak enak. Kita bisa sampai di sini karena sehat. Detik ini pula ada saudara kita yang sakit dan di rumah sakit. Bapak ibu bisa merasakan ketika dahulu sakit. Beratnya hidup. Tidak hanya tidak bisa melakukan banyak aktivitas, masih ditambah biaya rumah sakit yang besar. Subhanallah, nikmat yang sangat besar dari Allah SWT. Yang tentu kita semua harus bersyukur. Kita ucapkan Alhamdulillah, meyakini semua dari Allah dan kita berusaha menggunakan nikmat sehat ini untuk beribadah kepada Allah. Hanya untuk satu hal : beribadah kepada Allah SWT.

Selain nikmat sehat , nikmat yang paling mahal adalah nikmat Islam, nikmat iman. Kita bisa duduk dan hadir di sini bukan hanya karena sehat, tetapi karena nikmat iman dan Islam. Jika kita tidak mendapat nikmat islam dan iman tentu kita tidak ada di sini. Jika kita pulang dan kemudian ada tamu yang menawari kita uang 10 juta agar minggu depan kita datang ke gereja,tentu akan kita tolak. Bukan hanya 10 juta, 100 juta, 1 millar, 100 millar atau 100 trillyun tentu akan kita tolak. Mengapa? Karena iman dan islam kita lebih mahal dari itu. Kita hadir di sini karena kita mengharapkan surge. Surga itu bahkan lebih mahal daripada dunia dan seisinya. Kita memohon agar iman di dada kita ini dikuatkan oleh Allah. Mudah-mudahan dengan hadir di sini Allah membuat kokoh iman kita. Sehingga jika kita meninggal saat ini kita dalam kondisi kusnul khotimah. Amien yaa robbal ‘alamien.

Ada kisah di tempat kerja saya sebagai penghulu di Kantor Urusan Agama di Kota Batu. Suatu ketika datang seorang bapak untuk mengurus surat pindah untuk nikah putrinya. Rasanya tidak wajar, seorang perempuan menikah di kecamatan yang lain. Ketika saya tanya mengapa, jawabnya karena dia baru punya hajatan sedang menurut orang Jawa tidak boleh mempunyai hajatan setahun 2 kali. Saat itu saya penasaran, karena saya belum pernah bertemu bapak itu dan saya tanya lagi, jawaban yang kedua tetap sama. Ketika saya tanya ada masalah apa, baru beliau mengatakan yang sebenarnya. Dengan suara pelan, bergetar dan sambil menangis beliau mengatakan bahwa anaknya sudah hamil 5 bulan. Bapak itu merasa telah gagal dalam mendidik anak dan itu kesalahannya, dosanya. Dalam tuntunan Islam, wanita yang hamil tidak bisa dinikahkan. Perempuan itu baru bisa dinikahkan, jika sudah melahirkan. Hal itu yang sudah diterapkan di kantor saya sejak dahulu.

Tidak lebih dari 1 minggu datang seorang bapak dengan istrinya yang minta agar putrinya segera dinikahkan. Mengapa? Karena anaknya hamil setelah pergi selama 2 minggu dengan teman laki-laki facebookan. Biasanya putrinya haid bersamaan dengan ibunya, namun saat itu tidak. Ketika dites, ternyata anaknya memang sudah hamil.

Dua kisah itu adalah kasus kecil dari kejadian dalam masyarakat kita. Jika kita lihat data nasional, lebih dari 67 % remaja kita yang terlibat pergaulan bebas. Mengapa saya ceritakan? Karena sebenarnya adanya anak hamil sebelum nikah, perzinaan, pergaulan bebas, aborsi: semua itu terjadi tidak tiba-tiba. Tidak secara bersamaan terjadi, tetapi ada awal yang sedikit demi sedikit dibiarkan dan akhirnya menjadi besar. Rosulullah pernah memperingatkan dan mari kita renungkan peringatan itu. Dari Said Al Khudri, rosulullah SAW bersabda, “Akan datang suatu ketika sebuah kaum akan mengikuti kaum yang lain sedikit demi sedikit, sehasta demi sehasta sampai yang diikuti masuk lubang biawak, kamu akan mengikutinya; yang kamu ikuti hancur binasa, kamu tetap mengikutinya”. Apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani ya Rosulullah?, tanyaparasahabat. “Ya, siapa lagi”, jawab rosulullah.

Ketika ada sedikit penyimpangan, kita biarkan. Sedikit kemudian bertambah dan terus bertambah. Setelah besar baru kita terhenyak, shok. Sebagai contoh hal itu tampak dari yang saya lihat sejak saya menjadi petugas KUA. Pada awal bertugas tahun 2000an, hamil menjelang nikah hanya1 – 2 kasus. Beberapa tahun kemudian sudah puluhan dan sekarang ratusan. Dari mana awalnya?

Sekitar 40 tahun yang lalu, remaja lelaki tidak berani datang ke rumah perempuan. Sepuluh tahun kemudian lelaki mulai berani ke rumah perempuan sore-sore. Sepuluh tahun kemudian, lelaki datang malam-malam. Setelah itu perempuan diajak keluar rumah dan pulang malam. Setelah itu perempuan yang datang ke rumah laki-laki. Secara bertahap hal seperti itu dibiarkan oleh orang tua, tetangga dan lingkungannya. Sama juga seperti busana yang dikenakan perempuan. Awalnya memakai kain dan rok panjang, kulot, jin komprang, jin ketat dan sekarang celana pendek.

Sabda rosulullah SAW sangat tepat. Penyimpangan seseorang tidak tiba-tiba besar, tetapi berawal dari sesuatu yang kecil dan dianggap remeh. Tidak ada cara lain kecuali kita kembali kepada Al-Quran. Firman Allah yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS At-Tahrim 6).

Bagaimana kita menjaga diri dari neraka? Orang masuk neraka, tentu karena dosa, tentu karena perbuatan maksiat, tentu karena kemungkaran. Yang kitaperlu kita ketahui, bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Seandainya hari ini kita mati, apakah bapak ibu yakin kita masuk surga? Banyak mana pahala dan dosa kita? Padahal penjaga neraka adalah malaikat yang kasar, yang kejam. Malaikat penjaga neraka itu tidak pernah maksiat kepada Allah, pasti melaksanakan perintah Allah. Mari kita renungkan ayat ini. Betapa sedihnya kita jika anak kita diadzab Allah? Bagaimana jika kita diadzab Allah? Karena itu kita harus menjaga diri kita dan keluarga kita dari adzab neraka.

Mari kita renungkan firman Allah di atas. Karena, jika anak perempuan kita keluar dengan laki-laki yang bukan muhrim, itu adalah musibah besar!! Jika anak perempuan kita tidak menutup aurat, itu adalah musibah besar !! Kepada mempelai laki-laki biasa saya pesankan agar tidak membelikan istrinya celana. Mengapa? Karena syariatnya, lelaki tidak boleh menyerupai perempuan dan begitu pula sebaliknya. Mengapa? Jika ibunya memakai celana panjang, anaknya akan memakai celana ketat. Ibunya memakai celana ketat, anaknya akan memakai celana pendek. Jika guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari. Seperti itulah syariatnya.

Yang paling berkewajiban mendidik anak-anak kita adalah kita sendiri, di rumah kita. Bukan sekolah, tetangga kita, organisasi kita. Kita harus tegas. Mungkin ada yang tidak suka, tetapi jangan kita pedulikan. Kita mencari ridlo Allah. Jika kita mencari senangnya manusia, itu adalah hal yang mustahil terwujud. Kita melakukan hal yang baik pun, masih ada orang yang tidak suka. Karena itu mari kita mencari ridlo Allah. Jika kita berjalan dengan anak-anak di tanah lapang yang licin setelah hujan dan mereka tergelincir. Komentar kita adalah, “Nak, hati-hati!” Jika anak kita akan tergelincir ke jurang, tentu langsung akan kita sambar entah tangan atau rambutnya yang tertangkap. Tidak mungkin kita akan mengingatkan dengan santai. Jika hal itu terjadi, resikonya anak kita jatuh dan mungkin mati!! Sama seperti ketika kita mengajak anak untuk melakukan kewajiban sholat. Jika anak sudah usia 10 tahun tidak sholat, kita dibolehkan memukul. Jika anak diajak sholat subuh tetapi tidak mau bangun, kita dibolehkan untuk mengguyur. Atau bahkan diangkat dan dimasukkan ke kamar mandi, seperti yang saya alami waktu kelas 3 SD. Di mojokerto terasa segar. Di Batu saat itu, menggigil! Rasanya membeku! Anak tidak mau menutup aurat atau pergaulannya melebihi batas: sebagai orang tua kita boleh memukul atau mengunci anak kita dalam kamar. Atau kita biarkan saja? Maukah kita melihat anak kita diadzab Allah?! Tindakan itu kita laksanakan karena kita ingin menjaga diri dan keluarga kitadari api neraka!!

Rosulullah Muhammad SAW bersabda, “Jika telah tampak perzinaan dan riba menyebar dimana-mana, maka mereka telah menyebabkan dirinya layak untuk mendapat laknat Allah”. Hal itu meliputi zina mata, zina tangan dan semua kemaksiatan serta kemungkaran. Hal itu akan menjadi awal Allah memberikan siksa, musibah dan bencana kepada kaum itu. “Dan takutlah kamu kepada musibah yang tidak hanya akan menimpa orang-orang dholim diantara kamu”. Artinya jikaAllah menimpakan musibah, maka tidak akan menimpa yang berbuat dholim dan maksiat saja. Mengapa demikian? Karena kita mendiamkan saja. Karena kita tidak peduli, karena kita merasa bukan urusan kita. Sebagai contoh, maukah kita mengingatkan anak yang berpacaran? Mengapa tidak kita ingatkan? Karena kita malu. Masa sekarang memang terbalik: yang berbuat maksiat tidak malu, yang melihat malahan malu.

Kewajian kita untuk berdakwah, mengingatkan sesama kita agar menjauhi urusan dosa, kemaksiatan dankemungkaran. Dengan berbagai cara sesuai dengan pendekatan dan kemampuan kita. Mari kita renungkan, mari kita hayati sungguh-sungguh ayat 6 SuratAt-Tahrim. Kita tentu benar-benar ingin masuk surga. Kita ingin masuk surge dengan pasangan kita, dengan anak-anak kita, dengan keluarga kita. Oleh karena itu, mari kita terapkan dengan gigih untuk menjaga diri dan keluarga kita agar benar-benar menjauhi kemaksiatan dan kemungkaran; terjaga dari api neraka. Untuk itu mari kita tanamkan sikap ikhsan kepada anak-anak kita. Mengapa?Karena kita tidak bias mengawasi anak-anak kita 24 jam. Allah yang Maha Mengawasi. Yang bisa menjaga dirinya adalah dirinya sendiri karena yakin bahwa Allah selalu mengawasi. Kita tanamkan ke anak, bahwa malaikat Rokib dan ‘Atid selalu mencatat segala perbuatan kita yang baik dan yang buruk.

Sekali lagi, mari kita didik anak kita dengan tauhid yang baik dan akhlaq yang baik. Mari kita bimbing anak kita agar ketika berbuat baik hanya karena mengharapkan ridlo Allah. Tidak berbuat kemungkaran, maksiat dan dosa karena yakin bahwa Allah pasti mengetahuinya. Mari kita tekankan agar anak-anak kita menjaga sholatnya dan mari selalu kita jaga aurat dan pergaulan anak-anak kita. Jika hal pokok itu sudah kita tanamkan ke anak-anak kita, insya Allah kita tidak akan kawatir jika lebih dahulu dipanggil menghadap Allah SWT.

K e s i m p u l a n

Kemungkaran terjadi bukan dengan tiba-tiba. Awalnya karena ketika benih kemaksiatan dan kemungkaran masih sedikit kita biarkan saja. Hal it uterus berkembang dan akibatnya seperti yang kita saksikan pada generasi muda kita sekarang ini. Pergaulan bebas, perzinahan, hamil diluar nikah menjadi sesuatu yang sering kita lihat di sekitar kita. Apa solusinya? Kita harus sungguh-sungguh menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka. Caranya dengan pendidikan anak dankeluarga yang menekankan :

1. Menutup aurat
Syariat menutup aurat adalah lelaki tidak boleh menyerupai perempuan dan demikian pula sebaliknya. Hal ini berarti perempuan harus dijauhkan dari memakai celana, apalagi celana ketat dan celana pendek.
2. Menjaga Pergaulan anak
Hubungan anak perempuan dan laki-laki yang sudah baligh harus benar-benar dijaga. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kita pergi dengan yang bukan muhrimnya.
3. Bersikap tegas terhadap pelaksanaan kewajiban.
Kewajiban sholat anak harus benar-benar kita perhatikan. Sholat harusdilakukan dengansungguh-sungguh dan tidak main-main.
4. Menanamkan rasa ikhsan
Membiasakan berbuat baik dan menjauhi perbuatan dosa hanya karena mengharap ridlo Allah. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi dan mengetahui semua perbuatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar