Rabu, 05 Oktober 2011

TUGAS dan FUNGSI MANUSIA YANG SESUAI FITRAH

oleh : Ustad Qowaid
Ahad Ke-dua, 11 September 2011



Apa yang diberikan Allah yaitu agama Islam. Agama dalam arti yang sesungguhnya. Bukan agama yang sering diartikan sebagai ritual yaitu sholat zakat haji, tetapi dalam makna dienullah, dienul qoyyim. Seperti yang tercantum dalam Surat Ar-Rum ayat 31 yang artinya :   “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.  Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.  (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”  

‘Hadapkan wajahmu’ dalam ayat tersebut maknanya seluruh gaya hidup kita, harus mengikuti tuntutan yang diciptakan Allah sendiri.  Jika kita yang diciptakan Allah mengikuti tuntunan yang diberikan Allah, ini pasti cocok, pasti benar dan pasti berhasil.  Karena itu adalah agama yang sesuai dengan fitrah kita.  Jika kita mengikuti tuntunan ukuran kebaikan dan kejelekan menurut hawa nafsu manusia; jika manusia mencari tuntunan selain yang dari Allah: pasti keliru dan pasti sesatnya.  Mengapa? Karena yang dijadikan dasar adalah egonya, kepentingan manusia sendiri.  Sedang Allah memberikan tuntunan dengan tujuan agar manusia tetap dalam rel kemanusiannya.  Tetap dalam agama yang lurus.  Dengan adanya bimbingan-bimbingan Allah yang wajib kita lakukan dalam bulan Romadlon diharapkan kita akan kembali ke fitrah kita, kembali ke fungsi dan tugas kita.

Fungsi manusia dan tugas manusia sesuai fitrahnya djika dipecah ada 2 yaitu :
1.      Hamba yang mengabdi kepada Allah.
Hamba yang mengabdi kepada kehendak-kehendak yang dituntunkan oleh Allah.  Perhatikan Surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”  
2.      Tugas kekholifahan, tugas kepemimpinan dalam mengelola bumi.
Perhatikan Surat Al-Baqoroh ayat 30 yang artinya:  Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menjadikan makhluk yang akan memimpin bumi ini”.

Disamping mengabdi kepada Allah manusia diciptakan sebagai kholifah yang tugasnya membudayakan bumi dan mengagamakan budaya. Kemajuan peradaban dan budaya akan maju jika dituntun dengan syariat, dengan agama, dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Jika mengelola bumi dengan selain syariat Islam, maka bumi akan hancur.     

  Proses di atas mari kita perhatikan dari yang kita lakukan selama bulan Romadlon. Dimana siang hari kita berpuasa dan ketika malam hari kita sholat tarwih. Tarowih yang maknyanya renggang-renggang, pelan-pelan, santai. Sholat tarowih/qiyamul lailyang disempurnakan dengan membacaAl-Qur’an, tadabbur yang sangat dianjurkan.  Semua itu dalam rangka memanusiakan manusia.  Setelah puasa manusia diharapkan lebih mendekatkan diri dengan takbir, tahmid dan sholat di tanah lapang.  Dimana pada saat-saat sebelumnya manusia seringkali lalai dan sibuk untuk membesarkan dirinya, membesarkan bisnisnya, jabatannya dan kekuasaannya.  Sampai-sampai manusia lupa untuk me-Maha Besar-kan Allah. Dalam Surat Al-Hasyr ayat 19 disebutkan : “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri.  Mereka itulah orang-orang fasik”.

  Maknanya adalah, jangan sampai kita lupa kepada hukum-hukum Allah, tuntunan-tuntunan Allah. Lupa kepada syariat-syariat Allah.  Jika seperti itu, berarti langkahnya dituntun oleh thogut, oleh selain Allah.  Akibatnya, hatinya akan diselimuti oleh keraguan, was-was dan kekawatiran.  Itulah orang yang dilupakan oleh Allah.  Orang-orang fasik yang tidak mau peduli dengan bimbingan Allah.  Hakekatnya, semua bimbingan dan tuntunan Allah kepada manusia adalah karena kasih sayang Allah.  Mari kita teliti kembali melalui bagian dari Rukun Islam yaitu :

1.      Syahadat : Pengakuan bahwa, tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah.
Ini harus dipatenkan, ditancapkan dalam hati kita.  Kita harus bebaskan diri kita dari ketergantungan kepada selain Allah.  Jika kita masih berkomitmen pada isme-isme selain Allah, jika kita masih memiliki ketergantungan kepada selain Allah, maka lepaslah kita dari Allah.  Jika kita diam saja, jika kita membiarkan isme-isme yang lain menguasai diri kita, maka tauhid kita batal.  Bersihkan isme-isme yang lain dari kita, termasuk bebaskan dari tahayul (sesuatu yang dikayal-kayalkan). Yaitu anggapan adanya danyang, wali, nyai Roro Kidul dst.  Adanya khurofat, yaitu keyakinan yang berasal dari yang ada dalam al-Qur’an atau sunnah, tetapi dibelokkan agar lebih menarik.  Di antaranya kisah tentang kubur Sayyidina Ali yang terletak di bulan.  Termasuk kisah-kisah yang banyak ditampilkan dalamsinetron-sinetron di antaranya tentang orang yang menggeser batas tanah, ketikamati tubuhnya tidak akan diterima bumi.  

2.      Sholat
Sholat menjadikan manusia untuk senantiasa dzikir dan ingat kepada hukum-hukum Allah. “Sholatlah kami untuk ingat kepada-Ku”.  Kerjakan sholat agar kita ingat hukum-hukum Allah.  Tetapi jika di luar sholat kita tidak ingat kepada hukum-hukum Allah, maka batallah apa yang kita lakukan ketika sholat. Salah satu ayat menyebutkan :  “Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”.  Sedang dalam Surat Al-Maun 1 – 7 Allah berfirman yang artinya : Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?  Yaitu mereka yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Maka  Celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya, yang berbuat riya’ dan enggan memberikan bantuan.
   
Siapa orang yang mendustakan agama? Yaitu orang yang tidak peduli terhadap kepentingan masyarakat, kepentingan sosial.  Meskipun dia sholat, tetapi jika perbuatannya tidak peduli kepada fakir miskin, mengabaikan orang yang teraniaya dan terdholimi, maka dia akan celaka, neraka!  Kadang orang memakai logika yang terbalik: dia melakukan tindakan yang dholim dan beranggapan dengan sholat sikap dholimnya akan diampuni. Falsafahnya: “La opo sholat? Kanggo sangu urip.  La opo korupsi? Kanggo sangu urip.”  Itulah Split Personality Disorder, kepribadian yang terbelah.
Manusia memang memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan kecenderungan berbuat jahat.  Itu diciptakan Allah untuk menguji manusia. Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya dari perbuatan kotor dan jahat. Dan sungguh rugi orang yang mengotori jiwanya.  Sholat adalah bimbingan yang pertama dan utama tetapi jangan lupa setelah sholatmu baik, bagaimana membuktikan perbuatanmu di luar sholat dalam masyarakat.  Begitu komitmen kita kepada Allah, yang artinya : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah semata”.

3.      Zakat
Fungsi zakat adalah untuk membersihkan harta yang kita miliki, karena dalam harta yang kita miliki ada yang merupakan hak orang lain.  Yaitu hak orang miskin yang meminta-minta ataupun yang tidak minta-minta. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah memberikan ancaman kepada orang kaya yang tidak mau meringankan beratnya beban orang miskin dan orang fakir.  Allah akan mengaudit harta orang kaya dan akan mengadzab mereka yang kikir, yang tidak peduli terhadap fakir dan miskin.  Contoh yang dapat kita teladani adalah tindakan Abu Bakar Ash-shiddiq yang memerangi orang-orang Islam yang tidak mau membayar zakat. Bagaimana menciptakan sistem dimana orang kaya benar-benar peduli dengan orang miskin dan bagaimana orang-orang miskin tidak hanya mengharapkan belas kasihan.  Seperti jaman Kholifah Umar bin Abdul Aziz yang masyarakatnya tidak ada yang mau menerima zakat.  Bukan karena sudah kaya harta semua, tetapi sudah merasa cukup dengan yang dimiliki, sudah kaya secaramental.
     
Sebagai penutup, mari kita evaluasi diri kita.  Bagaimana kita mengemban fitrah kita : sebagai hamba Allah dan sebagai kholifah Allah di muka bumi ini.  Bagaimana pula kualiatas Rukun Islam yang kita lakukan : syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji kita? Mari dalam Bulan Syawal ini, kita jadikan momen untuk semakin meningkatkan ibadah kita dalam berpegang teguh pada syariat agama Islam, berpegang pada Al-Qur’an dan as-Sunnah.   


K e s i m p u l a n
Dari uraian di atas, ada beberapa kesimpulan pokok :
1.      Mari kita selalu ingat fitrah kita sebagai manusia : tugas dan fungsi manusia untuk mengabdi kepada Allah dan sebagai Kholifah/wakil Allah untuk mengelola bumi.  Pegangan utama kita adalah syariat Allah.   
2.      Rukun Islam sudah merupakan keseharian kita terutama Rukun Islam ke 1, 2, 3 dan 4.  Oleh karena itu mari selalu kita evaluasi:  ritualnya kita lakukan, substansinya kita jaga. Terlebih no. 1, syahadat, yang merupakan aqidah/tauhid kita, kita harus lebih hati-hati.
3.      Mari kita tingkatkan kepedulian kita kepada fakir, miskin, anak yatim dan orang-orang terlantar dan yang terdholimi.  Mari kita tingkatkan tindakan nyata untuk membantu mereka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar