Rabu, 20 April 2011

ADAB ETIKA SEORANG MUSLIM KEPADA ROSULULLAH MUHAMMAD SAW



Ahad Ke-empat, 27 Pebruari 2011
Kedatangan kita dalam majelis ini karena 2 tujuan.  Pertama, menyambung tali silaturahim dan kedua, menuntut ilmu syar’i.  Kita sebagai muslim sudah mengucapkan syahadat: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.  Apakah berhenti sampai disitu? Ada etika dan adab yang harus kita miliki sebagai muslim terhadap Rosulullah Muhammad SAW.  

1.      Meyakini bahwa Beliau adalah Nabi dan Utusan Allah yang Terakhir
Allah berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 40 yang artinya : Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi.  Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 33 : 40).

Nabi Muhammad SAW memiliki anak angkat yaitu Zaid bin Haritsah. Kemudian nama beliau dinisbatkan kepada Zaid, yaitu Zaid bin Muhammad, tetapi kemudian ditegur Allah.  Namanya Zaid bin Haritsah bukan Zaid bin Muhammad.  Kadang orang sekarang memiliki anak angkat, namun biarkan nama anak itu tetap dinisbatkan kepada bapaknya. Untuk sekarang kadang malah dibuatkan akta kelahiran dan ketika bapak angkatnya mati, anak itu mendapat harta warisan.  Ini dosa.

Dalam ayat tersebut sudah jelas, Muhammad adalah penutup nabi.  Jika ada yang mengakui ada nabi setelah beliau, maka jelaslah : kafir. Contohnya siapa? Mereka mengakui Al-Qur’an, mereka mengakui ayat ini.  Menurut bahasa “Khotamunnabiyyin”makna pertama adalah penutup para nabi, dan makna kedua, cincin perhiasan para nabi. Dengan demikian berarti masih ada nabi yang terakhir.  Oleh karena itu mereka percaya pada Mirza Ghulam Ahmad, yang diakui sebagai nabi terakhir bagi kelompok mereka yaitu Ahmadiyah.

Jika mereka memaknai sebagai cincin para nabi, apakah mereka tidak melihat penjelasan yang lain? Contoh Dalam Shohih Muslim No. 2.129. Dari Zabir RA, perumpamaanku dengan nabi-nabi sebelumku seperti orang membangun rumah lalu disempurnakannya rumah itu tapi ada satu sudut yg tidak terpasang oleh  batu bata. Ketika ada orang yang datang dan kagum atas rumah itu kemudian bertanya kenapa batu di tempat ini belum terpasang. Jawab tuan rumah, Muhammad SAW yang akan memasang.  Sabda Nabi Muhammad SAW, “Aku yang akan memasang batu bata itu dan aku datang sebagai nabi terakhir”.  

2.      Membenarkan Apa yang Beliau Bawa
Firman Allah dalam Surat Az-Zumar ayat 33 artinya “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang-orang yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa” (QS 39 : 33).  Dalam tafsir Ibnu Katsir ‘orang yang membenarkan’ adalah kaum muslim.  Dalam tafsir Ibnu Abbas ‘orang-orang yang membenarkan’ adalah orang-orang yang sangat takut pada kesyirikan dan kekufuran. Orang-orang yang membenarkan Risalah Muhammad SAW adalah orang-orang yang sangat takut pada kesyirikan dan kekufuran, sekecil apapun. 

Salah satu contoh adalah jangan sampai kita percaya pada ramalan bintang: virgo, sagitarius, libra.  Iseng-iseng kita membaca dan kita merasa ada yang cocok, ini berbahaya. Hati-hati, syetan itu halus dalam menggiring manusia menuju ke kufuran dan kesyirikan.  Di lingkungan kita ada yang menolak nomor angka sial untuk rumahnya, yaitu 13 ataupun variasinya.  Ada pula yang sangat memperhatikan nogo dino, pasaran dino dan hitung-hitungan hari.  Termasuk hong shui, feng shui dsb.  Ini keyakinan yang menjerumuskan.  Kalau kita masih percaya dan membenarkan pada risalah rasulullah, jangan sampai kita percaya dengan hitung-hitungan dan ramalan semacam itu, karena hal itu mendekatkan pada kesyirikan.     

3.      Mentaati Perintah Beliau
Bukan hanya kita mengakui beliau adalah rasul dan penutup para nabi, tetapi kita harus mentaati perintah beliau.   Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 51 : Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min bila mereka dipanggil Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan perkara diantara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar dan kami patuh.  Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS 24 : 51).  Yang mendengar adalah telinga dan ini lebih utama dari melihat.

Pernah rasulullah didatangi orang tua buta yang minta keringanan tidak sholat jamaah karena tidak ada yang menuntunnya ke masjid. Selengkapnya mari kita baca riwayat Muslim dalam kitab Hadits No. 611.  Dari Abu Hurairah RA katanya, Seorang laki-laki buta datang kepada rasulullah SAW lalu dia bertanya, “Ya rasulullah aku ini buta. Tidak ada yang akan menuntunku pergi ke masjid untuk sholat berjamaah. Bagaimana jika aku sholat di rumah saja?”  Rasulullah adalah orang yang hatinya lembut dan sangat pengertian.  Seketika beliau seperti mengijinkan. Ketika orang itu pergi belum jauh, rasulullah memanggilnya kembali. “Apakah kau mendengar suara adzan sampai ke rumahmu?”  Jawab lelaki itu,”Ya Rasulullah”.  “Kalau begitu, penuhilah panggilan adzan itu”, lanjut Rasulullah SAW.

Dalam Islam mendengar memiliki fungsi yang lebih tinggi daripada melihat.  Ketika lelaki buta itu masih mampu mendengar, maka dia berkewajiban memenuhi panggilan adzan tersebut. Boleh untuk tidak memenuhi panggilan adzan, hanya jika dia tuli. Jawaban kaum Muslimin ketika mendapat panggilan dari Allah dan rasul-Nya adalah, “Sami’na wa atho’na, kami mendengar dan kami taat”.  Jangan seperti yang dilakukan kaum Yahudi, “Sami’na wa ashoina, kami mendengar dan kami tidak taat”. Hal yang menyebabkan mereka dikutuk menjadi kera dan babi.  Ketika mereka diperintahkan beribadah pada hari sabtu, mereka menolak.  Mereka memilih untuk pergi mencari ikan paus, karena pada hari sabtu ikan paus banyak bermunculan. 

4.      Berpegang Teguh pada Sunnah Rasulullah SAW
Dalam Hadits Riwayat Abu Dawud No. 4.607 : Suatu hari Abdurrohman Ats Tsunami dan thabiin mendatangi sahabat Nabi yaitu Al Irsyad bin Syariyah. Al-Irsyad menceriterakan bahwa Rosulullah pernah memberikan wasiat yang seperti wasiat terakhir. Ketika para sahabat mendengar wasiat ini banyak diantara mereka yang menangis, hati mereka bergetar.  

Sabda Rasulullah yang pertama, “Aku wasiatkan kepadamu untuk taat kepada Allah.  Dengarkan dan taaatilah walaupun kamu dipimpin oleh seorang budak hitam.  Jika dia mengajak untuk taat kepada Allah, ikuti dan taatilah!”.  Pesan beliau yang kedua, “Jika kalian hidup lama sesudahku tentu kalian akan melihat perselisihan yang banyak”. Diriwayatkan dari Umayyah, “Umatku nanti akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 golongan akan masuk neraka dan 1 yang masuk surga”. Golongan ini bukan berarti partai atau organisasi, tetapi pemahaman. Siapa yang masuk surga? Yaitu jamaah, yaitu mereka yang berpegang pada Al-Quran dan As-sunnah. Mereka yang hidup pada jaman nabi dan mengikuti para sahabat.

Pesan beliau yang ketiga, “Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku. Dan sunnah-sunnah sesudahku, yaitu sunnah   khulafaurrosyidin”. Mengikuti sunnah  rosulullah pada saat ini adalah tidak gampang.  Sangat sulit.  Banyak cibiran, banyak sindiran. Kenapa?  Islam pada awalnya adalah asing dan pada akhirnya akan asing. Hadits yang diriwayatkan Muslim nomor 118 : dari Abi Hurairah, “Islam itu pada awalnya dianggap asing,  dan pada akhirnya akan dianggap asing.  Maka berbahagialah orang yang dianggap asing”.



5.      Mensuritauladani Beliau
Mengambil suri tauladan bukan hanya pada yang wajib dan sunnah, tetapi juga pada yang mubah, yang boleh.  Dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 Allah berfirman:  “Sungguh, telah ada pada diri rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah” (QS 33 : 21).  Tafsir Ibnu Katsir menegaskan, bahwa menyontoh rasulullah SAW adalah dalam semua hal, perkataan dan perbuatan beliau.  Bagaimana ketika beliau marah, --yang hanya diam saja namun kelihatan dalam raut wajah beliau. Ketika beliau tersenyum, berjalan.  Bukan seperti saat ini yang orang lebih suka meniru artis, pelawak dan ludruk. 

Pada suatu ketika rosulullah menangis, para sahabat yang melihatnya ikut menangis.  Mereka tidak tahu mengapa beliau menangis.  Mereka baru tahu setelah rasulullah menjelaskan, bahwa beliau menangis karena doa beliau untuk ibu beliau ditolak Allah, karena ibu beliau belum Islam. Mencontoh beliau tidak harus tahu alasan mengapa beliau melakukan, karena beliau memang suli tauladan yang baik.  Jika kita meniru orang lain, ustad, kyai atau yang lain, kita harus tahu alasannya. 

6.      Mengucapkan Sholawat ketika Mendengar nama Beliau Disebut
Dalam Tarhib wattarhib jilid 3 nomor 1.683, diriwayatkan, “Orang yang bakhil adalah jika seseorang mendengar namaku disebut disampingnya, tetapi dia tidak mau mengucapkan sholawat”  Jadi, jika kita mendengar nama rasulullah Muhammad SAW disebut, minimal ucapkanlah “Allaahumma shalli alaih, Allahumma shalli wassallim alaih. Sholawat adalah doa.  Ucapkan dengan lembut, dengan sopan.  Jangan dengan berteriak.  Mengucapkan sholawat pada hari jumat adalah sunnah.  Mendengar nama beliau disebut kita membaca sholawat hukumnya adalah wajib.

7.      Janganlah Kita Berlebih-lebihan dalam Menyanjung Beliau
Hadits Shohih Bukhari nomor 1.503 diriwayatkan sabda beliau, “Janganlah kamu memuji aku secara berlebih-lebihan.  Sebagaimana orang Nasrani memuji Isa anak Maryam secara berlebih-lebihan. Aku hanyalah hamba Allah dan Rasul-Nya”.  Beliau hamba Allah, seperti kita.  Beliau utusan Allah, jangan kauremehkan, karena beliau sudah menerima wahyu dan sudah diampunkan semua dosanya.  Beliau kelak diberi hak Allah untuk memberi syafaat.

8.      Janganlah Berdusta dengan Mengatasnamakan Beliau
Jangan mengatakan hadits padahal bukan, mengatakan sunnah padahal rasulullah tidak pernah mengatakan atau melakukan.  Hadits Riwayat Bukhari nomor 80, Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW Bersabda, “Namailah namamu dengan namaku, tapi jangan memakai gelarku”.  Nama-nama rasulullah ada 7 yaitu Muhammad, Ahmad, Al-Hasyir, Rokhim, Al-Akhid, Al-Fadhi, Rokhuf.  Kita dianjurkan memakai nama beliau, tetapi jangan menggunakan gelar beliau yaitu Abu Qosim.

Hadits lanjutannya, “Barang siapa bermimpi melihat aku dalam tidur, maka dia pasti bertemu dengan aku, karena iblis dan syaitan tidak bisa menyerupai aku”.  Yang lebih penting kita harus cermat, sosok seperti apa yang kita rasa adalah rosul, jangan sekedar orang Arab.  Jadi, kita harus tahu ciri-ciri rasulullah berdasarkan sunnah.  Hadits lanjutannya, “Barang siapa berdusta atas namaku, maka biarlah dia menempati tempat duduknya di neraka”.  Termasuk hadits yang berbunyi, “Barang siapa yang bangga disambut dengan berdiri ketika dia datang, maka biarkanlah dia mengambil tempat duduknya di neraka”.        


K e s i m p u l a n
Marilah kita benar-benar menjaga adab dan etika kita terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Hendaklah kita mencintai sesuatu yang dicintai rasulullah SAW dan hendaklah kita membenci sesuatu yang dibenci Rasulullah SAW, karena beliau adalah satu-satunya suri tauladan yang terbaik.
 
Oleh : Ustadz Krisdiantoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar